Airlangga Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 7 Persen di Kuartal II 2021

Ekonomi057 views

Inionline.id – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh 7 persen pada kuartal II 2021 ini, berdasarkan sejumlah indikator yang menunjukkan tren positif.

Di kuartal I 2021, perekonomian RI masih minus 0,74 persen sehingga belum beranjak dari jurang resesi ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu.

Namun trennya arahnya ke positif dan confirm ekonomi tumbuh V-curve. Kami harap bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 akan masuk jalur positif dan diperkirakan bisa capai 7 persen,” ujarnya dalam Talkshow Antisipasi Mobilitas Masyarakat dan Pencegahan Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Libur Lebaran, Sabtu (15/5).

Sebagai catatan, perekonomian Indonesia sebelum pandemi belum pernah mencapai angka tujuh persen di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sejak 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5 persen setiap tahun.

Sejumlah indikator yang membuat Airlangga optimistis menatap kuartal II meliputi Purchasing Managers’ Index (PMI) mencapai angka 54,6 pada April 2021 dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 101,5.

Selain itu, kinerja ekspor dan impor juga membaik pada kuartal I 2021. Tercatat, ekspor Januari-Maret 2021 mencapai US$48,90 miliar atau naik 17,11 persen dari US$41,76 miliar pada Januari-Maret 2020. Sedangkan, impor Januari-Maret 2021 mencapai US$43,38 miliar atau naik 10,76 persen dari US$39,17 miliar pada Januari-Maret 2020.

Di luar perbaikan indikator ekonomi, keyakinan itu juga didasari basis angka pertumbuhan ekonomi yang turun tajam pada kuartal II 2020 lalu akibat pandemi covid-19. Pada kuartal II 2020, PDB berdasarkan harga konstan berada di posisi Rp2.598 triliun. Sedangkan, angkanya pada kuartal I tahun ini sudah mendekati level Rp2.700 triliun.

“Dengan basis rendah itu, maka kenaikan sudah di atas sekitar 4,7 persen. Tentu untuk mencapai 7 persen itu tinggal didorong sedikit lagi,” ucapnya.

Namun, ia mengaku pemerintah masih mewaspadai dampak gelombang kedua covid-19 di India dan Singapura. Sebab, kondisi tersebut menyebabkan Singapura memutuskan untuk melakukan penguncian wilayah (lockdown).

“Di sekitar kita masih ada ancaman strain dari India. Oleh karena itu, kami tetap waspada dan bagaimana kita bisa ungkit ekonomi tapi tetap jaga kewaspadaan dari secondary effect dari Covid-19 yang berasal dari India,” ujarnya.