4 Kampus Indonesia Menjuarai Kompetisi Kendaraan Hemat Energi Internasional

Pendidikan157 views

Inionline.id – Empat universitas asal Indonesia unjuk gigi dalam Kompetisi Internasional Inovasi Kendaraan Hemat Energi Internasional, Shell Eco-Marathon (SEM) Off-Track 2021. Capaian ini jadi prestasi tersendiri di kancah internasional.

Kompetisi diikuti 154 tim dari 137 universitas di 37 negara. Empat universitas asal Indonesia mengirimkan satu timnya masing-masing dalam kompetisi yang telah berjalan sejak 1985 itu. Salah satunya, tim Garuda dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang menjadi Juara I pada kategori Vehicle Design Award for UrbanConcept.

Selanjutnya, tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi Juara I pada kategori Data and Telemetry Award. Juara ke II berhasil diraih oleh tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kemudian, tim Arjuna dari Universitas Indonesia (UI) menyabet juara II pada kategori Safety Award. Mereka bersaing dan dinilai langsung oleh juri yang tediri dari para eksekutif dari Shell, Nissan, SwRI, Altair, dan Schmid Elektronik.

Manajem tim Garuda UNY, Ahmad Yoga menyampaikan timnya bisa menjadi juara karena dinilai berhasil menunjukkan pengembangan produk yang konstruktif serta menghasilkan pengurangan berat kendaraan tanpa mengurangi performanya.

“Ini merupakan bekal berharga kami untuk melangkah ke depan, mengobarkan semangat tim untuk mencapai target yang lebih tinggi lagi di kompetisi yang akan datang,” ujar Ahmad melalui keterangan tertulis, Selasa, 18 Mei 2021.

Sementara itu, Ketua Divisi Data dan Telemetri tim Sapuangin ITS, Gilang Samudra mengatakan timnya bisa menjadi Juara karena dinilai sukses menggunakan data telemetri. Yaitu teknologi yang memungkinkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada perancang atau operator sistem, dengan cermat sehingga meningkatkan optimasi strategi berkendara.

Selain itu, tim Sapuangin juga mencetak sejarah sebagai tim yang pertama kali menjuarai kategori terbaru ini di dunia. Gilang mengatakan, perjuangan meraih prestasi ini tidak mudah.

“Kami bangga dengan pencapaian juara pertama di kategori ini, dan tidak menyangka akan menjuarai kategori Data and Telemetry Award, karena sempat mengalami kesusahan di awal perlombaan karena tidak terlalu mengetahui detail spesifikasi sistem telemetri yang digunakan. Tapi, tantangan itu akhirnya bisa ditaklukkan,” ujar Gilang Samudra.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim juga mengapresiasi capaian para anak bangsa itu. Dia berharap, anak muda Indonesia lainnya dapat temotivasi menghadirkan inovasi.

“Menjuarai kompetisi bergengsi seperti SEM ini sangat membanggakan dan penting dalam membangun iklim inovasi di kalangan generasi muda. Pemerintah berharap anak-anak muda Indonesia terus memunculkan dan mengembangkan berbagai inovasi di Indonesia, terutama dalam memecahkan permasalahan energi dan lingkungan serta membangun bangsa,” ujar Nadiem.

Para juara pertama dari setiap kategori berhak mendapatkan hadiah uang sebesar 1.500 dolar Amerika Serikat dan runner-up sebesar 750 dolar Amerika Serikat.