Mulai Juli 2021 Sekolah di Surabaya Akan Belajar Tatap Muka

Pendidikan157 views

Inionline.id – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berencana memulai proses belajar tatap muka di sekolah pada Juli 2021. Ia pun telah melakukan uji coba pelaksanaannya di SMPN 1 Surabaya.

Dalam kesempatan tersebut, selain melihat kesiapan sekolah, Eri juga menjelaskan beberapa materi pelajaran terkait pemanfaatan sumber daya alam kepada para murid secara online dan offline. Proses belajar offline diikuti oleh 18 siswa perwakilan dari SMP Negeri dan SMP Swasta di Kota Surabaya.

Ditemui usai memberi materi, Eri menyampaikan pihaknya sudah bertemu dengan perwakilan provinsi untuk membahas mengenai sekolah offline ini.

“Insyaallah nanti Juli kita lakukan itu [proses belajar offline]. Lalu setelah Lebaran kita juga sudah lakukan uji coba nanti ada sekitar 25 persen dulu yang kami masukkan” kata Eri, Sabtu (17/4).

Eri mengatakan mekanisme pelaksanaan sekolah tatap muka tersebut berlaku bagi jenjang SD hingga SMP swasta maupun negeri.

Tidak hanya itu, mantan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) ini memastikan, ketika sekolah tatap muka diberlakukan maka dipastikan sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

“Ya, seperti ada pencuci tangan, mengenakan masker itu tetap diwajibkan. Kemudian kami lakukan terus pemantauan dan evaluasi tiap sepekan seperti apa perkembangannya,” jelas dia.

Eri menjelaskan, setelah uji coba 25 persen dilaksanakan. Pihaknya akan melakukan evaluasi pembelajaran tatap muka itu, jika dinilai berhasil maka presentase tersebut bisa naik menjadi 100 persen.

“Nanti setelah satu minggu, akan ada evaluasi lagi. Kita usahakan sesegera mungkin bisa 100 persen. Guru-guru semua juga sudah divaksin, tinggal untuk murid yang masih harus kita koordinasikan sama provinsi” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Supomo menambahkan, untuk memastikan kembali semua sekolah sudah sesuai standar prokes, jajaran Dispendik pun akan melakukan pengecekan pada setiap sekolah.

“Sekolah itu kita wajibkan sudah harus melakukan simulasi dengan kapasitas 25 persen, ya. Jadi sebelum mengarah pada pembukaan sekolah, maka harus simulasi,” kata Supomo.

Berikutnya, Supomo mengatakan apabila wali murid belum berkenan anaknya sekolah tatap muka, maka Dispendik juga tetap melayani pembelajaran dengan menggelar secara daring atau virtual.

Oleh sebab itu, dalam kegiatan ini pun Supomo melibatkan para pakar untuk melakukan pendampingan. Tujuannya, supaya dari pembukaan sekolah tatap muka benar-benar memiliki kajian yang mendalam.

“Dan tentunya secara medis dibenarkan. Itu berlaku untuk semua sekolah SD-SMP se-Surabaya ya tanpa terkecuali,” pungkas dia.