Mengetahui Waktu Tepat untuk Berolahraga di kala Puasa Ramadan

Kesehatan057 views

Inionline.id – Berpuasa seharusnya tidak menjadi alasan bagi seseorang untuk menjaga kebugaran dengan latihan fisik dan berolahraga. Walau begitu, ada hal yang perlu dipertimbangkan seperti berupa pemilihan waktu serta durasi.

Dokter spesialis kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Andhika Raspati menyarankan tiga pilihan waktu untuk berolahraga di bulan puasa, antara lain setelah sahur, sebelum dan sesudah berbuka puasa.

Melakukan latihan fisik atau berolahraga setelah sahur bisa menguntungkan karena cadangan karbohidrat masih tinggi. Namun ingatlah, semakin lama durasi berpuasa maka semakin turun cadangan ini. Belum lagi ditambah dengan berolahraga yang membutuhkan energi secara cepat.

Oleh karena itu, sebaiknya pertimbangkan durasi dan intensitas latihan. Usahakan tidak melakukan latihan dengan intensitas tinggi yang membuat Anda terlalu banyak mengeluarkan keringat. Anda bisa melakukan jogging, jalan kaki, bersepeda, berenang atau bermain sepakbola dan sebagainya.

“Kalau kita bablas, terlalu semangat, banyak berkeringat, bisa dehidrasi sepanjang hati. Latihan jam 7 pagi misalnya, tiba-tiba keringetan banyak nunggu jam 18.00 lama. Hati-hati ya. Sebisa mungkin batasi keringat,” ujar Andhika Raspati, beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.

Untuk meminimalisir keringat berlebihan, Andhika menyarankan Anda mengenakan pakaian yang tipis, melakukan latihan di dalam ruangan ber-AC juga tidak masalah dan ingatlah untuk membatasi durasi agar jangan terlalu panjang.

Bila Anda memilih latihan saat sebelum berbuka puasa, Anda bisa segera minum atau rehidrasi segera saat jam berbuka. Namun, pada saat itu cadangan energi Anda relatif rendah.

“Kalau pilih sebelum sarapan (misalnya di bulan biasanya) orang merasa lebih gampang capek, wajar karena energi lebih rendah. Walaupun ada penggantian gula dari cadangan lain adakalanya enggak bisa menutupi kekurangan sehingga (tubuh) merasa enggak enak,” tutur Andhika.

Sebaiknya, usahkan Anda melakukan latihan lower intensity agar dapat menggunakan cadangan lemak karena proses ini membutuhkan adaptasi dari yang semula memanfaatkan gula.

Pilihan ketiga, latihan setelah berbuka. Ini bisa menjadi pilihan aman karena Anda bisa makan dan minum kapanpun. Hanya saja, waktu sempit karena menjelang shalat tarawih.

Jangan Langsung Santap Makanan Berat

Andhika menyarankan Anda tak langsung menyantap makanan berat saat berbuka puasa agar nutrisi makanan cepat terserap tubuh. Pilih yang intensitas rendah.

Sebenarnya, Anda masih bisa latihan setelah shalat tarawih tetapi ini cenderung dekat ke waktu tidur. Olahraga menjelang jam tidur tidak disarankan karena bisa mengganggu tidur Anda.

“Usai olahraga itu afterburn, masih ngos-ngosan, keringetan, enggak ngantuk, tidurnya mundur akhirnya sahurnya bablas,” kata Andhika.

Hal senada diungkapkan pakar gizi klinik dari Universitas Indonesia, Putri Sakti. Dia juga tak menyarankan Anda berolahraga mendekati jam tidur.

Selain itu, sesuaikan waktu berolahraga dengan kondisi udara dan pakaian. Andhika tidak merekomendasikan Anda mengenakan jaket plastik apalagi saat berpuasa dengan tujuan untuk membakar lemak lebih banyak melalui keringat.

Hal itu ternyata salah, sebab menurut dia tidak ada hubungan antara pembakaran lemak dan keringat. Sebaiknya, pilihlah pakailah yang menyerap keringat sehingga tidak menyebabkan Anda mengalami dehidrasi saat berpuasa.

Terakhir, usahakan mendapatkan waktu tidur yang cukup. Latihan fisik membutuhkan pemulihan agar Anda bisa mendapatkan manfaat darinya. Putri menyarankan Anda tidur selama 7-8 jam per hari. Saat Ramadhan, Anda bisa menyempatkan tidur satu jam lebih awal, tidur satu jam setelah shalat subuh dan sempatkan tidur siang selama satu jam.