Kritik Ketua Fraksi PAN DPRD Jabar Terhadap Ketua ADPMET Indonesia

Antar Daerah057 views

Bandung, Inionline.id – Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) Ridwan Kamil yang juga Gubernur Jawa Barat (Jabar) mengatakan bahwa tahun 2021, ADPMET memiliki target agar daerah-daerah penghasil migas dapat mengelola lahan milik Pertamina yang skalanya kecil.

“Kemudian pengambilan pemberian ladang-ladang minyak yang sudah tidak dipakai Pertamina itu diserahkan, dihibahkan ke daerah. Kecil untuk Pertamina, tapi besar untuk daerah,” kata Kang Emil.

Guna mewujudkan target tersebut, Kang Emil berencana membahas pemanfaatan lahan Pertamina berskala kecil oleh daerah dengan Presiden RI Joko Widodo. Selain itu, ia pun sudah menyampaikan hal tersebut kepada Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama.

“Saya masih melobi di level eksekutif, Bapak Presiden juga berkenan menerima kami lagi. Kita sedang cari waktunya supaya bisa langsung terkait dengan Pertamina,” tuturnya.

“Secara keorganisasian, Komisaris Utama Pertamina, Bapak Ahok (sapaan Basuki). Saya sudah bertemu juga, bahasanya sama,” imbuhnya pada forum Daerah ADPMET di Kota Medan, Rabu (31/3/2021) lalu.

Menanggapi rencana Ridwan Kamil tersebut, Ketua Fraksi PAN DPRD Jawa Barat, Supono dengan tegas menyatakan kritiknya terhadap Emil terkait migas dan energi terbarukan.

Menurutnya, energi terbarukan adalah kebutuhan dimasa mendatang yang akan dihadapi oleh karena energi berbasis fosil akan terus berkurang.

Langkah antisipatif tersebut cukup bagus namun, bagaimana bentuk dan produk yang dihasilkan daerah yang perlu jadi fokus.

“Menurut saya bukan mengambil alih kilang-kilang Pertamina yang kecil, itu sama saja bukan energi baru terbarukan, tapi dari alternatif yang ada sehingga menjadi energi yang produktif sehingga ke depan salah satunya bisa menjadi hasil produk salah satunya dari Jawa Barat,” terang Supono.

Legislator asal Kabupaten Bogor ini pun menilai bahwa, Pemprov Jabar sendiri saat ini masih mencari bentuk soal bahan baku energi baru terbarukan.

“Seperti tanaman jarak, umpamanya wilayah-wilayah tandus seperti di bekas galian bahan baku semen sekitar Indocement atau Holcim Kabupaten Bogor, itukan lahan produktifnya tidak ideal, maka itu memungkinkan untuk dijadikan lahan tanaman jarak,” ungkap Supono.

Lanjut, Dirinya menambahkan seperti biogas dan energi panas bumi di Jawa Barat sendiri masih perlu dieksplorasi secara komprehensif dimana hal tersebut penting untuk diversifikasi energi-energi tersebut.

“Saya selaku anggota komisi IV DPRD Jawa Barat dalam pengamatan selama ini katakanlah belum ada sebagai alternatif yang ideal dalam proses untuk mencari dan mengoptimalkan apa yang ada sebagai energi terbarukan, menurut saya kita fokuskan saja dan itu kita setuju dan dukung untuk energi baru terbarukan,” tutup Supono, Senin (05/04/2021).