Kementerian Agama Menyusun Alur Pergerakan Jemaah Keberangkatan Haji

Berita057 views

Inionline.id – Kementerian Agama telah menyusun alur pergerakan jemaah jika ada pemberangkatan haji 1442 H/2021 M. Ada delapan tahapan yang harus dilalui jemaah selama pelaksanaan haji.

Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag, Ramadan Harisman mengatakan alur pergerakan tersebut dirumuskan sebagai bagian dari mitigasi penyelenggaraan haji yang telah disiapkan pemerintah.

“Sampai hari ini kita belum memiliki kepastian pemberangkatan jemaah haji. Tapi kita terus berharap agar kita dapat memberangkatkan jemaah haji. Karenanya kami terus mempersiapkan berbagai skenario serta mitigasinya, termasuk alur pergerakan jemaah, jika ada pemberangkatan,” kata Ramadan dikutip dari website Kemenag, Rabu (28/4).

Adapun delapan tahapan itu yakni pertama, jemaah haji wajib divaksin. Ada dua vaksinasi yang harus dijalani para jemaah, yakni vaksinasi Covid-19 dan vaksin meningitis.

“Untuk vaksinasi Covid-19, saya berharap Kabid PHU di tiap provinsi harus memastikan jemaah haji yang akan berangkat sudah divaksin. Apalagi saat ini, Kemenkes telah menetapkan jemaah haji sebagai kelompok rentan sehingga bisa mendapat prioritas penerima vaksin Covid-19,” kata dia.

Tahapan kedua yakni karantina asrama haji. Selama berada di asrama haji, jemaah menjalani karantina selama 3 x 24 jam. Saat tiba di asrama haji, jemaah juga akan menjalani swab antigen.

“Pada hari ketiga, dilakukan tes PCR Swab kembali bagi jemaah. Jika hasilnya negatif, jemaah haji berangkat ke Arab Saudi. Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji,” kata dia.

Ketiga yakni karantina hotel di Makkah. Lantaran kemungkinan hanya sedikit jemaah yang berangkat, maka semua jamaah nantinya akan turun di Jeddah.

Selanjutnya, di Makkah, jemaah haji dikarantina selama 3 x 24 jam di hotel dengan kapasitas maksimal dua orang per kamar.

“Setelah dikarantina selama 3 x 24 jam, jemaah haji akan tes PCR Swab kembali. Jika hasilnya negatif, pada hari ke-4 jemaah bisa melaksanakan umrah. Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Makkah,” ujar Ramadan.

Keempat, yakni Miqat dengan protokol kesehatan. Ia menjelaskan jemaah haji yang akan melaksanakan umrah wajib diberangkatkan dengan menggunakan bus menuju tempat miqat dengan mengikuti protokol kesehatan yang ditentukan Pemerintah Saudi.

Kelima, Umrah Wajib dan Thawaf Ifadlah. Selama di Makkah, selain umrah wajib dan thawaf Ifadhah di Masjidil Haram, ia menyebut jemaah diberikan tiga kali kesempatan ke Masjidil dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Ini juga kita akan betul-betul perhatikan, karena saat ini memasuki Masjidil Haram juga perlu memperhatikan ketentuan yang ditetapkan. Sementara pergerakan jemaah saat puncak ibadah haji akan menyesuaikan dengan ketentuan di Arab Saudi,” kata dia.

Kemudian tahapan keenam, jemaah berada Madinah. Setelah selesai melakukan seluruh proses haji di Makkah, jemaah akan diberangkatkan ke Madinah.

Sesampainya di madinah, jemaah ditempatkan pada hotel-hotel yang telah ditentukan dengan komposisi satu kamar maksimum ditempati dua orang. Jemaah akan tinggal di Madinah selama tiga hari, sehingga tidak ada pelaksanaan shalat Arbain.

“Skenario yang kami susun, kalau ada pemberangkatan jemaah haji, tidak akan ada Arbain. Karena di Madinah hanya tiga hari. Ini perlu diberikan penjelasan kepada jemaah kita,” jelas Ramadan.

Ketujuh, pelaksanaan PCR Swab sebelum pulang ke Indonesia. Ia mengatakan pada hari ke-4, jemaah haji akan dipulangkan ke Tanah Air melalui Bandara Madinah.

Sebelum jemaah haji dipulangkan, akan dilakukan kembali tes PCR Swab. Jika hasilnya negatif, jemaah haji dipulangkan, namun jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Madinah.

Tahapan kedelapan, adalah swab antigen setibanya di Indonesia. Tes akan dilakukan di Asrama Haji. Jika hasilnya negatif, jemaah haji dipulangkan ke daerah masing-masing dan melakukan karantina mandiri di rumah. Namun jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji.

“Kesimpulannya, selama proses penyelenggaraan haji, jemaah dan petugas wajib menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta membatasi interaksi dan mobilitas,” ujar Ramadan.