Inionline.id – Asep Arwin Kotsara menyampaikan hasil rapat dengan Bank BJB Syariah, Rabu (7/4 2021).
Bank BJB syariah ini adalah anak perusahaan dari Bank BJB yang didirikan tahun 2010, di tahun 2020 ada 2 pemegang saham yaitu PT BPD (Bank Pembangunan Daerah) Jawa Barat dan Banten tbk yang memiliki presentase 99,24% dan PT Banten Global Development yang memilik presentase 0,76%.
Perkembangan Bank BJB Syariah ini cukup baik dari tahun ke tahun, di akhir tahun 2020 asetnya mencapai 8,9 Triliun kemudian pembiayaannya 5,8 Triliun dan DPK (Dana Pihak Ketiga) 6,7 Triliun, dilihat dari grafik pertahunnya semakin naik.
Kinerja dari Bank BJB Syariah dari tahun ke tahun ini cukup baik, hanya di tahun 2016 terjadi penurunan yang sangat drastis, dimana di tahun 2016 terjadi penurunan laba hungga mencapai -545,9 Miliar, hal itu si sebabkan karena satu kasus besar di tahun 2016 dimana Bank BJB Syariah memberikan pengucuran kredit fiktif kepada pihak swasta yang mencapai 548 miliar.
Setelah kasus pembobol di tahun 2016, di tahun 2020 ini menunjukan angka yang cukup baik bahkan di tahun 2020 Bank BJB meraih penghargaan dari Cambridge International Financial Advisory dalam ajang Islamic Retail Bank Awards di tahun 2020 sebagai The Most Innovative Islamic Retail Bank In Indonesia 2020.
“Meskipun Bank ini sudah cukup tumbuh berkembang tapi tidak seperti BJB yang tumbuh melejit di banding BJB Syariah, oleh karena itu dari direksi struktur BJB syariah diminta agar bisa mengikuti sebagaimana Holding Company BJB tersebut” kata Asep.
Jika dilihat Bank BJB Syariah hanya ada di 3 Provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Jawa Barat yg memiliki 6 kantor cabang dan 46 kantor cabang pembantu, lalu Provinsi DKI hanya memiliki 1 kantor cabang dan 2 kantor cabang pembantu dan Provinsi Banten memilik 1 kantor cabang dan 2 kantor cabang pembantu.
“Kami berharap kedepannya di tahun 2021 dan seterusnya Bank BJB Syariah ini bisa lebih ekspansi sehingga nasabah bisa memilih, apabila dilakukan saya yakin jumlah nasabah akan melonjak” ujar Asep.
