3 Bulan Vaksinasi Covid-19, Penerima Dosis Lengkap Baru 2,93 Persen

Headline, Nasional057 views

Inionline.id – Kementerian Kesehatan mencatat 5.322.501 orang sudah mendapat dua dosis vaksin Covid-19. Artinya, baru 2,93 persen dari target sasaran vaksinasi yang mendapat dosis lengkap.

Sementara itu, 10.280.073 orang lainnya telah menerima suntikan dosis pertama vaksin.

Data itu merupakan perkembangan laju vaksinasi Covid-19 di Indonesia per Senin (12/4) pukul 18.00 WIB. Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menetapkan sejumlah vaksin harus diberikan sebanyak dua dosis per orang.

readyviewed Pemerintah menetapkan sasaran vaksinasi sebanyak 181.554.465 penduduk Indonesia yang dimulai sejak 13 Januari lalu. Jumlah 60-70 persen dari total penduduk yang divaksin itu diharapkan bisa mencapai target herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap Virus Corona.

Vaksinasi kali ini telah memasuki tahap kedua. Pada tahap pertama, pemerintah menyasar sebanyak 1.468.764 tenaga kesehatan (nakes) di 34 provinsi Indonesia. Vaksinasi yang ditargetkan rampung pada akhir Februari itu nyatanya belum terlaksana 100 persen.

Per data 12 April, pemberian vaksin dosis satu baru menyasar 99,13 persen atau 1.455.949 nakes di Indonesia. Sementara untuk dosis kedua, baru 1.314.396 nakes yang rampung menerima vaksin secara utuh.

Selanjutnya secara paralel, pemerintah juga membuka vaksinasi tahap kedua sejak 17 Februari lalu yang menyasar sebanyak 17.327.169 petugas pelayanan publik dan 21.553.118 warga lanjut usia (lansia).

Sesuai data terkini, sebanyak 6.735.239 petugas pelayanan publik telah mendapat suntikan dosis pertama, dan 3.336.070 lainnya telah mendapat suntikan dosis pertama dan kedua.

Adapun petugas pelayanan publik yang dimaksud diantaranya adalah tenaga pendidik, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah dan aparatur sipil negara (ASN). Kemudian petugas keamanan; petugas pariwisata, hotel, dan restoran;

Pelayan publik yang termasuk petugas Damkar, BPBD, BUMN, BUMD, BPJS, dan kepala perangkat desa. Selanjutnya, pekerja transportasi publik, atlet, hingga wartawan atau pekerja media.

Untuk lansia, program vaksinasi diakui berjalan lambat. Data terakhir mencatat, vaksinasi lansia baru menyasar sebanyak 2.088.158 orang pada dosis pertama, dan baru 673.035 orang lansia yang rampung mendapat kedua dosis vaksin covid-19 ini.

Untuk mengakselerasi vaksinasi lansia, Kementerian Kesehatan memastikan sebanyak 60 persen ketersediaan vaksin virus corona di bulan April akan dialokasikan khusus untuk program vaksinasi lansia di Indonesia.

Presiden Jokowi meminta program vaksinasi covid-19 di Indonesia dapat rampung dalam waktu 12 bulan alias setahun. Sementara target dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin lebih lama dari perkiraan Jokowi, yakni 15 bulan.

Rinciannya, vaksinasi tahap pertama berlangsung selama Januari-Februari yang menyasar tenaga kesehatan. Kemudian vaksinasi tahap kedua dengan waktu pelaksanaan Februari-April 2021 menyasar petugas pelayanan publik, dan lansia.

Tahap ketiga dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022 menyasar masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi.

Tahap keempat juga dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022 menyasar masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin.

Namun demikian, target-target itu tak terealisasi tepat waktu.

Dengan kondisi itu, Indonesia kehilangan 10 juta dosis vaksin gratis dari kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dari 11,7 juta vaksin AstraZeneca yang dijanjikan GAVI, Indonesia kemungkinan besar hanya mendapatkan 1,3 juta-1,4 juta dosis vaksin gratis sebagai imbas embargo itu.Di tengah molornya target itu, Indonesia juga dihadang kendala keterbatasan ketersediaan alias stok vaksin covid-19, apalagi ditambah embargo vaksin yang dikeluarkan beberapa negara, salah satunya India.

Meski begitu, Juru Bicara dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengaku pemerintah masih optimis menyelesaikan program vaksinasi dalam 12 bulan.

Pihaknya bakal menggenjot laju vaksinasi di Juli-Desember 2021. Sebab, dalam periode itu Indonesia akan kedatangan banyak vaksin dari produsen vaksin lain seperti Novavax hingga Pfizer.

Sementara untuk menjaga laju vaksinasi tetap normal, dalam April ini capaian vaksinasi yang biasanya dapat mencapai 500 ribu dosis per hari, akan diturunkan menjadi 250-300 ribu dosis vaksin per hari.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai target vaksinasi rampung dalam 12 bulan merupakan rencana yang tidak realistis dari pemerintah. Dalam keadaan normal alias lancar tanpa adanya potensi embargo saja, Dicky memperkirakan vaksinasi paling cepat rampung 2-3 tahun.

Ia juga meminta pemerintah merevisi target itu menyusul kebijakan perpanjangan interval alias jarak waktu antara suntikan dosis vaksin corona pertama dengan suntikan kedua Sinovac yang menyasar usia 18-59 tahun menjadi 28 hari, dan juga interval AstraZeneca yang mencapai 8-12 pekan itu.

Dicky menyebut, pemerintah dapat optimis mampu merampungkan program vaksinasi dalam setahun asal memiliki vaksin produksi sendiri. Dengan kondisi global yang saat ini berebut vaksin, komitmen 426 juta dosis vaksin untuk Indonesia pun menurutnya bisa-bisa tak sekali dua kali akan molor jadwal kedatangannya di Indonesia.