Refly Harun: Mengganti KSP, Cara Presiden Pastikan Istana Tak terlibat Kisruh Demokrat

Politik157 views

Inionline.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih belum buka suara terkait kisruh Partai Demokrat maupun Kongres Luar Biasa (KLB) yang sudah digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara, beberapa hari lalu.

Tanggapan Jokowi begitu dinanti, sebab kemelut di partai berlambang mercy tu melibatkan Moeldoko, tak lain adalah Kepala Staf Kepresidenan.

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menilai Presiden Jokowi harus memberikan penegasan dan penjelasan bahwa Istana sama sekali tidak terlibat terkait kisruh yang terjadi di Partai Demokrat.

“Caranya adalah dengan memerintahkan Moeldoko untuk melepaskan dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan tetap di Kepala Staf Presiden sebagai pembantu Presiden,” kata dia dalam diskusi via zoom, seperti diberitakan Antara, Kamis (11/3).

Namun, jika Moeldoko tetap bersikeras ingin menduduki kursi Ketua Umum Partai Demokrat, maka Presiden harus memberhentikan atau mengganti posisinya sebagai KSP.

Dari kaca mata hukum, Refly berpandangan posisi KSP memang boleh saja rangkap jabatan seperti halnya yang terjadi pada sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju. Namun, dalam konteks saat ini masalahnya bukan perkara rangkap jabatan melainkan lebih kepada kepastian keterlibatan istana atau tidak.

Oleh sebab itu, pihak istana perlu memberikan penjelasan dan pembuktian jika memang sama sekali tidak terlibat terkait kisruh di tubuh Demokrat.

“Jadi pertanyaannya apakah istana mengetahui dari awal gonjang-ganjing ini dan melakukan pembiaran? Kalau iya itu tidak baik,” ujarnya.

“Beberapa waktu lalu Moeldoko mengatakan jangan melibatkan Presiden Jokowi atas perkara tersebut, namun faktanya jabatan sebagai KSP melekat pada dirinya. Oleh sebab itu, etika politik dan etika pejabat publik harus tetap dijaga,” kata Refly.