Di Surabaya 5.135 Siswa Terancam Tak Tertampung Masuk SMP

Pendidikan157 views

Inionline.id – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut ada sekitar 5.135 siswa lulusan SD terancam tidak tertampung masuk ke SMP negeri/swasta di Kota Surabaya, Jawa Timur, menjelang tahun ajaran baru 2021/2022. Pemerintah Kota (Pemkot) tengah melakukan sejumlah upaya mengatasi permasalahan tersebut.

“Ada dua kemungkinan untuk mengatasi persoalan itu. Pertama, dengan mengajukan ke kementerian untuk tambah kelas, atau kedua menambah jumlah siswa dalam setiap kelasnya,” kata Eri di Balai Kota Surabaya, Rabu, 10 Maret 2021.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Surabaya, jumlah lulusan SD/MI di Surabaya berjumlah 46.575 siswa. Dari angka tersebut, daya tampung SMP swasta dan MTs berjumlah 23.232 siswa, dan SMP negeri berjumlah 18.208 yang terdiri dari 569 rombongan belajar. Sehingga, ada selisihnya 5.135 siswa.

Sedangkan, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud), jumlah per rombongan belajar terdiri dari 32 siswa. “Jangan sampai ada anak yang tidak sekolah. Maka itu menjadi tugas kami di pemerintah kota karena pendidikan untuk kepentingan anak bangsa,” ujarnya.

Selain itu, Eri meminta agar semua sekolah saling berkolaborasi dan menyatu tanpa ada persaingan antar sekolah demi kesejahteraan guru. Ia mencontohkan, ketika guru di sekolah A hanya mengajar selama tiga jam dalam sehari, setelah itu guru tersebut dapat bergeser ke sekolah lain untuk mengajar atau istilahnya sharing (berbagi) guru.

“Dari situlah gaji yang diperoleh guru pun sesuai dengan UMK,” ujarnya.

Selama ini, lanjut dia, yang terjadi setiap sekolah mengundang guru yang berbeda. Jadi harus saling kerja sama atau kolaborasi. “Saya selalu bilang kebersamaan, gotong royong kelapangan hati kita untuk tidak menjadi yang nomor satu terus,” ujarnya.

Termasuk bagi pelajar yang berkebutuhan khusus atau sekolah inklusi. Eri mengatakan akan memberikan tambahan guru pendidik serta pelayanan yang lebih. Sebab menurutnya, kebutuhan pelajar tersebut juga berbeda dibandingkan dengan siswa-siswi pada umumnya.

“Pelayanan kita harus lebih dari sekolah biasa. Karena kita tahu kebutuhan mereka juga lebih. Sehingga pemerintah harus hadir di sana. Kota ini harus ramah dengan yang berkebutuhan khusus,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Supomo menambahkan, pihaknya bakal mengajukan kepada Kemendikbud untuk menambah jumlah anak dalam satu rombel. “Dispendik akan mengajukan kepada kementerian untuk menambah jumlah anak yang berada dalam satu rombel. Supaya angka itu bisa tertampung,” kata Supomo.