Usai Mesin Terbakar di AS, Boeing 777 Diminta Dilarang Terbang

Internasional257 views

Inionline.id  Perusahaan pesawat terbang Amerika Serikat Boeing menyarankan penghentian pemakaian (grounding) pesawat model 777 di seluruh dunia, setelah salah satu pesawat model ini mengalami kerusakan mesin di Denver.

Terdata ada 82 pesawat model 777 ini, yang digunakan oleh perusahaan penerbangan di AS, Jepang, dan Korea Selatan.

Maskapai Garuda Indonesia juga mengoperasionalkan Boeing 777, namun berbeda dengan yang mengalami kerusakan mesin di Denver.

Direktur utama Garuda, Irfan Setiaputra, melalui keterangan kepada BBC News Indonesia mengatakan, “Yang kita punya [model] 777-300ER bukan 777-200 [seperti yang mengalami insiden di Denver].”

Engine (mesin) kita dari GE bukan dari Pratt & Whitney. Insya Allah aman,” kata Irfan.

Ia menjelaskan 10 pesawat B777-300ER yang dioperasikan Garuda “telah memenuhi kriteria layak terbang” berdasarkan ketentuan aircraft maintenance manual di bawah pengawasan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU).

Pesawat yang mengalami kerusakan di Denver hari Sabtu (20/02) mengangkut 231 orang penumpang.

Boeing 777-200

Kerusakan mesin membuat pesawat terpaksa kembali ke bandar udara Denver. Tidak ada yang mengalami cedera dalam insiden ini.

Temuan awal menunjukkan ada kerusakan fan blade engine pada pesawat Boeing tersebut.

Irfan mengatakan tipe B777-200, yang mengalami kerusakan mesin di Denver, berbeda dengan jenis armada B777 series yang Garuda Indonesia operasikan saat ini, yakni tipe B777-300ER.

“Pada dasarnya memiliki spesifikasi engine yang berbeda, di mana pesawat B777-300 ER yang saat ini dioperasikan Garuda Indonesia menggunakan engine tipe GE90-115B buatan pabrikan General Electric,” kata Irfan.

Maskapai United Airlines dan dua perusahaan penerbangan Jepang sudah menyatakan menghentikan operasional 62 pesawat model 777 mereka.

Korean Air mengatakan mereka akan melakukan grounding terhadap enam pesawat.

‘Semuanya harus dilarang terbang’

Boeing mengatakan secara keseluruhan terdapat 182 pesawat yang menggunakan mesin seperti yang mengalami kerusakan mesin di Denver dan semuanya harus dilarang terbang.

Pesawat yang bermasalah di Denver menggunakan mesin buatan Pratt & Whitney.

“Selagi investigasi dilakukan, kami merekomendasikan untuk menghentikan secara sementara operasional 69 pesawat yang saat ini dioperasikan dan 59 pesawat yang berada di hanggar dari model 777 yang memakai mesin Pratt & Whitney 4000-112,” kata pernyataan yang dikeluarkan Boeing.

Pratt & Whitney mengatakan mereka sudah mengirim tim untuk bekerja sama dengan para penyelidik.

Menurut badan penerbangan federal FAA, United Airlines adalah satu-satunya maskapai di Amerika yang mengoperasikan model 777. Di luar AS, model ini dipakai oleh maskapai di Jepang dan Korea Selatan.

Di dua negara ini, semua pesawat Boeing 777 dengan mesin Pratt & Whitney dilarang memasuki wilayah udara mereka hingga ada pemberitahuan lebih lanjut. Larangan itu mencakup lepas landas, pendaratan dan penerbangan.

Pemerintah Jepang memerintahkan maskapai JAL dan ANA menghentikan pemakaian semua pesawat Boeing 777 yang menggunakan mesin Pratt & Whitney model 4000.

Puing pesawat

Desember lalu, penerbangan JAL terpaksa kembali ke bandar udara Naha karena malfungsi pada mesin kiri. Usia pesawat ini sama dengan yang mengalami gangguan di Denver, yaitu 26 tahun.

Pesawat yang mengalami gangguan mesin pada Sabtu (20/02) adalah pesawat United Airlines nomor penerbangan 328 yang mestinya membawa penumpang ke Honolulu.

FAA mengatakan pesawat ini mengalami kegagalan pada mesin kanan. Puing-puing dari pesawat jatuh berserakan di satu kawasan permukiman di Denver.

FAA lalu memerintahkan inspeksi lebih lanjut semua jet Boeing 777 dengan mesin Pratt & Whitney 4000 setelah insiden itu.

Temuan awal Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika (NTSB) menyebutkan kerusakan paling serius terjadi di mesin kanan. Bodi utama pesawat juga mengalami kerusakan ringan, kata NTSB.

Pada 2018, mesin kanan pesawat United Airlines rusak hanya beberapa saat sebelum mendarat di Honolulu.