Hari Keempat Banjir Kudus, 1 Dukuh Masih Terisolir

Berita357 views

Inionline.id – Banjir di Kudus, Jawa Tengah akibat luapan Sungai Wulan berangsur surut. Ketinggian air kini sekitar 60 cm, sebelumnya hampir 2 meter.

“Untuk warga di wilayah Kaliwungu yang tergenang akibat banjir sampai dengan saat ini ketinggiannya bervariasi antara 20 cm sampai dengan 60 cm,” kata Camat Kaliwungu Satria Agus Himawan saat dihubungi lewat pesan singkat, Rabu (3/2/2021).

Dari pantauan di lokasi seperti di Desa Kedungdowo Kecamatan Kaliwungu pukul 10.00 WIB siang hari ini, ketinggian air berangsur turun. Aktivitas warga pun masih menggunakan perahu, karena jalan masih tergenang air hingga 50 cm.

Satria mengatakan banjir akibat luapan Sungai Wulan menggenangi sejumlah desa di Kaliwungu. Seperti Setrokalangan, Garung Kidul, Kedungdowo, Banget, Gamong, dan Blimbing Kidul. Namun di Dukuh Setrokalangan masih terisolir karena jalan tergenang air.

“Untuk akses jalan menuju Dukuh Karangturi Desa Setrokalangan terendam air mencapai 20-70 cm (kemarin mencapai 120 cm). Sedangkan untuk rumah warga sampai saat ini belum tergenang air,” jelas dia.

Dia menjelaskan sedangkan untuk jalan arah ke Balai Desa Setrokalangan terendam air setinggi 50 cm. Padahal kemarin ketinggian air mencapai 100 cm. Dia menjelaskan sebelumnya air sudah dibuang ke SWD Sungai Wulan. Sehingga ketinggian air pun berangsur surut.

“Area persawahan yang terendam sekitar 200 hektare. Debit Sungai Wulan menurun sampai 41 m3/detik. Saat ini tidak ada lagi air melimpas dari spillway,” ujar Satria.

“Pintu air buangan SWD ke Sungai Wulan di Desa Blimbing Kidul telah dibuka sejak Selasa sore,” sambung dia.

Satria menjelaskan sampai saat ini belum ada warga yang mengungsi di posko pengungsian. Mereka memilih bertahan di rumah dan mengungsi di keluarga yang tidak berdampak banjir.

“Kami juga telah menyediakan posko yang didirikan oleh BPBD Kudus. Posko ini juga didirikan di masing-masing desa yang terdampak banjir,” kata Satria.

Sementara itu, di Desa Pasuruan Lor Kecamatan Jati yang terdampak banjir ada sebanyak delapan orang yang mengungsi di posko pengungsian.

“Ada delapan orang yang mengungsi sejak 31 Januari kemarin. Ada anak-anaknya, 2 bocah,” kata Petugas Posko Pengungsian / Perangkat Desa Anwar Yusuf saat ditemui di posko pengungsian Desa Pasuruan Lor pagi ini.

“Kebanyakan dijemput keluarga sanak keluarga, masih ada bertahan banyak. Karena mereka penyelamatan barang, perabotan dan ternak,” sambung dia.

Yusuf mengatakan ketinggian banjir Dukuh Goleng terbilang mengalami penurunan. Penurunan air antara 20-30 cm. Sebelumnya hari Selasa (2/1) kemarin ketinggian air mencapai 1,4 meter.

“Saat ini sudah turun sekitar 30 cm. Kemarin itu ada yang sampai 140 cm. Warga yang terdampak satu dukuh ada 1.300 jiwa,” jelasnya.