Inionline.id – Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan ada dua hal yang memengaruhi berapa lama proses vaksinasi kepada 181,5 juta penduduk Indonesia
Pertama tergantung dari jumlah ketersediaan vaksin dan kedua terkait dengan ancaman keampuhan vaksin akibat mutasi virus corona SARS-CoV-2.
Menurut Wiku, saat ini jumlah vaksin yang mampu diproduksi masih terbatas. Sementara, jumlah orang yang akan divaksin tidak sebanding dengan ketersediaan vaksin. Imbasnya, semua negara, tidak terkecuali Indonesia, saling berlomba untuk mendapatkan vaksin dari pihak penyedia.
“Kita kan tahu sekarang jumlah vaksinnya terbatas dan semua lagi berusaha memproduksi dengan cepat,” kata dia saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Sabtu (13/2).
Wiku mengatakan semua pihak bisa saja berencana melakukan satu juta vaksinasi dalam satu hari. Namun, hal itu cukup sulit dan tidak bisa serta merta menerapkannya.
Bagi daerah tertentu, misalnya Jakarta, mungkin target satu juta vaksin dalam satu hari bisa terealisasi. Namun, bagi daerah-daerah lain yang memiliki hambatan geografis dan sebagainya agak sulit terwujud.
Oleh sebab itu, pelaksanaan vaksinasi bisa saja mundur atau bisa juga menjadi lebih cepat dari target awal yang ditetapkan.
Untuk mempercepat vaksinasi, maka hal pertama yang perlu diperhatikan adalah 
ketersediaan vaksin harus cukup bagi sasaran 181,5 juta masyarakat Indonesia.
“Sekarang belum ada di tangan kita,” ujarnya.
Wiku membenarkan dalam rencananya vaksin dengan merek lain akan tiba di Tanah Air, namun tetap membutuhkan waktu.
Pada kesempatan itu, Wiku juga kembali mengingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan tetap wajib dilakukan. Selain itu, pemaksimalan testing (pengetesan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) atau 3T juga harus diterapkan.
