Apple Gulirkan iOS 14.4, Menambal Tiga Kerentanan

Iptek057 views

Inionline.id – Apple beberapa waktu lalu merilis update iOS 14.4 untuk sebagian pengguna iPhone keluaran baru.

Kehadiran iOS 14.4 ini merupakan perbaikan untuk tiga kerentanan sekaligus. Salah satunya adalah perlindungan terhadap serangan oleh peretas.

Di halaman pembaruan keamanan iOS dan iPadOS 14.4, Apple mengatakan kerentanan tersebut dapat membuat iPhone dan iPad telah dieksploitasi. Namun, detailnya tak disebutkan lebih lanjut.

Selain itu juga tidak disebut siapa yang secara aktif mengeksploitasi kerentanan dan siapa yang mungkin jadi korbannya.

Tak hanya itu, Apple juga tidak mengatakan, apakah serangan ditargetkan terhadap sebagian kecil atau banyak pengguna. Penemu kerentanan pun juga tidak diungkap.

Kerentanan Lainnya

Sementara dua kerentanan lainnya ditemukan pada WebKit, engine pencarian yang dipakai oleh browser Safari. Kerentanan lain terletak pada Kernel, inti dari sistem operasi.

Beberapa eksploitasi yang berhasil memanfaatkan kerentanan tersebut dirangkai menjadi satu.

Tak jarang, penyerang pertama kali menargetkan kerentanan pada browser perangkat sebagai cara untuk mendapatkan akses ke OS yang mendasarinya.

Apple jarang mengakui, jika ada serangan-serangan terhadap perangkat atau sistemnya. Namun dengan pengakuan ini, kemungkinan memang ada serangan yang terjadi secara aktif ke penggunanya.

Serangan Sebelumnya

Sebelumnya di 2019, peneliti keamanan Google menemukan sejumlah situs web berbahaya dipenuhi kode yang diam-diam meretas iPhone korban.

Tech Crunch mengungkap, serangan itu kemungkinan adalah bagian dari sebuah operasi yang kemungkinan besar dilakukan oleh pemerintah Tiongkok untuk memata-matai muslim Uyghur. Apple pun membantah beberapa temuan Google itu.

Selain itu, Desember 2020, pengawas internet Citizen Lab menemukan puluhan jurnalis jadi korban peretasan iPhone mereka. Peretasan ini memanfaatkan kerentanan yang sebelumnya tidak diketahui. Kerentanan itu dipakai untuk membantu instalasi spyware yang dikembangkan oleh NSO Group yang berbasis di Israel.