1 Wanita Tewas Tertembak Saat Polisi Myanmar Membubarkan Demonstran Antikudeta

Internasional157 views

Inionline.id – Kepolisian Myanmar terus menindak para demonstran antikudeta demi mencegah mereka menggelar aksi protes terbaru pada Sabtu (27/2) waktu setempat. Seorang wanita dilaporkan terkena tembakan dan akhirnya meninggal dunia saat penindakan kepolisian tersebut.

Sabtu (27/2/2021), polisi dikerahkan di pusat kota Yangon dan beberapa wilayah lainnya, untuk mencegah para demonstran beraksi di area-area yang biasanya menjadi lokasi unjuk rasa. Saksi mata menyebut bahwa polisi tidak segan menahan orang-orang yang berkumpul di area-area tersebut.

Dilaporkan beberapa jurnalis ikut ditahan oleh polisi setempat. Laporan AFP sebelumnya menyebut sedikitnya tiga jurnalis ditahan pada Sabtu (27/2) waktu setempat. Namun tidak ada informasi lebih lanjut soal asal media maupun kewarganegaraan jurnalis yang ditahan itu.

Secara terpisah, tiga media lokal Myanmar melaporkan bahwa seorang wanita terkena tembakan dan meninggal dunia di kota Monwya. Belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait laporan ini.

Sebelumnya seorang demonstran di kota Monwya menuturkan bahwa polisi mengerahkan meriam air untuk membubarkan kerumunan demonstran.

“Mereka menggunakan meriam air terhadap demonstran damai — mereka tidak seharusnya memperlakukan orang-orang seperti itu,” ucap demonstran bernama Aye Aye Tint dari kota Monwya, kepada Reuters.

Di Yangon, meskipun polisi telah disiagakan, demonstran tetap turun ke jalanan untuk meneriakkan slogan antikudeta dan bernyanyi. Saat polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka, para demonstran berlarian ke jalanan lebih kecil di sekitar lokasi unjuk rasa.

Saksi mata di Yangon menyebut polisi juga menggunakan granat kejut dan melepas tembakan peringatan ke udara saat membubarkan demonstran.

Menurut saksi mata dan media lokal, situasi serupa juga terjadi di kota Mandalay — kota terbesar kedua di Myanmar — dan di beberapa kota lainnya, termasuk Dawei di Myanmar bagian selatan. Di antara orang-orang yang ditahan di Mandalay adalah Win Mya Mya, yang merupakan salah satu dari dua anggota parlemen Muslim dari Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang berkuasa di Myanmar.

Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, menyatakan agar otoritas berwenang menggunakan kekuatan minimal dalam menindak demonstran. Namun faktanya, sedikitnya tiga demonstran tewas dalam unjuk rasa antikudeta beberapa pekan terakhir. Militer juga menyebut satu polisi tewas saat bertugas.