Cegah Klaster Covid-19 di Sekolah, Guru dan Siswa Dihimbau untuk Tidak Liburan

Pendidikan057 views

Inionline.id – Sejak akhir November hingga Desember 2020, para siswa sedang mengikuti Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil. Setelahnya, siswa akan menerima rapor dan kemudian libur semester.

Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G/Perhimpunan guru) Satriwan Salim meminta para guru dan orang tua siswa tak memanfaatkan libur akhir semester untuk pergi liburan. Ini demi mencegah terjadinya penularan covid-19.

“Pandemi masih tinggi, apalagi ke depan ada momen libur Pilkada, Natal, dan Tahun Baru. Cukuplah kasus guru MAN 22 Jakarta jadi contoh dan pelajaran bagi kita,” ungkap Satriwan melalui keterangan tertulis, Senin 7 Desember 2020.

Kasus yang dicontohkan Satriwan yakni peristiwa puluhan guru dan staf MAN 22 Jakarta yang terpapar covid-19 usai berwisata ke Yogyakarta beberapa waktu lalu. Kasus itu cukup disesalkan banyak pihak dan semestinya dapat dicegah oleh pihak sekolah.

Ia menambahkan, Desember 2020 hingga Januari 2021 akan berpotensi menjadi klaster penyebaran covid-19 mengingat libur akhir semester, Natal, dan Tahun Baru. Akan ada potensi mobilitas yang tinggi dari masyarakat untuk berwisata.

Para guru dan orang tua siswa diminta tidak egois, untuk berlibur mengisi waktu. Sebab, klaster sekolah sudah mulai bermunculan, apalagi nanti akan ada rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM), mulai Januari 2021.

P2G pun mendesak para kepala daerah untuk melakukan tes swab massal kepada guru, tenaga kependidikan, dan siswa. Semua biaya tes swab juga diminta ditanggung Pemda setempat, bukan oleh guru atau sekolah.

“Merujuk pada survei P2G terbaru, dengan responden guru yang tersebar dari 100 Kota/Kab di 29 Provinsi, sebanyak 66 persen guru setuju untuk dilakukan tes swab sebelum PTM dilakukan,” ujarnya.

Selanjutnya, P2G mendesak pemerintah pusat dan daerah membuat surat imbauan kepada sekolah-sekolah agar para guru dan orang tua siswa tidak melakukan kegiatan liburan setelah terima rapor siswa.

Sementara, Kepala Bidang Advokasi Guru P2G Iman Z Haeri menekankan para wali kelas dan kepala sekolah meningkatkan komunikasi dengan para orang tua siswa. Intensitas komunikasi di masa pandemi dan liburan ini perlu dilakukan, khususnya, dalam rangka saling mengawasi aktivitas siswa.

“Jangan sampai dengan alasan jenuh di rumah pasca pelaksanaan PAS, para siswa malah mengisinya dengan keluyuran ke mana-mana. Semua tindakan ini dilakukan semata-mata sebagai tindakan preventif agar klaster sekolah tidak makin banyak, guru dan siswa serta keluarga mereka tetap sehat jika di rumah,” papar Iman.

Dia melanjutkan, P2G meminta para kepala sekolah dan manajemen yayasan sekolah tidak menutup-nutupi jika ada guru, tenaga kependidikan, dan siswa di sekolah tersebut positif covid-19. Ini penting dilakukan, agar bisa membantu tracing dan antisipasi penyebaran covid-19 sedari dini.