Sehabis Indikator, Terbitlah Barometer Politik

Hasil survei mengenai elektabilitas kandidat di Pilkada Tangerang Selatan yang dikeluarkan Indikator Politik Indonesia memantik kritik. Musababnya, sajian data yang dikeluarkan lembaga pimpinan Burhanuddin Muhtadi itu berbeda 180 derajat dari sejumlah lembaga survei lainnya.

Itu karena Indikator mengklaim pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Muhamad-Rahayu Saraswati bakal memenangkan kontestasi Pilkada Tangsel jika pencoblosan dilaksanakan ketika survei dilakukan.

Setelah Indikator, kembali muncul hasil survei yang sajian datanya jauh lebih ekstrem, yakni dikeluarkan Barometer Politik. Dari potongan hasil survei yang diterima di kalangan wartawan, Barometer Politik menempatkan elektabilitas pasangan Muhamad-Rahayu jauh mengungguli kandidat lainnya.

Itu karena pasangan Muhamad-Saraswati mendapatkan 78,32 persen. Di posisi kedua, yang tak kalah mengejutkan, justru ditempati pasangan Siti Nur Azizah-Ruhamaben dengan 12,43 persen.

Sementara pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan yang biasanya ditempatkan banyak lembaga survei dalam posisi teratas, justru berada di posisi terakhir. Itu karena pasangan nomor urut tiga itu hanya mengumpulkan 9,25 persen.

Dari potongan data yang beredar, survei yang dilakukan Barometer Politik dilakukan pada periode 5-25 Oktober 2020. Hasil survei Barometer Politik jauh lebih ekstrem ketimbang Indikator.

Pasalnya, jika mengutip sajian data sejumlah lembaga survei, seperti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Index Politica, Indopolling Network, Kajian Politik Nasional (KPN), termasuk Parameter Pemilu, elektabilitas pasangan Benyamin-Pilar justru yang jauh mengungguli kandidat lainnya.

Hasil survei SMRC pada periode 18-23 Agustus 2020, misalnya, menempatkan pasangan Benyamin-Pilar dengan raihan 39,3 persen. Di posisi kedua ada Muhamad-Saraswati dengan 20,8 persen. Sementara Nur Azizah-Ruhamaben berstatus juru kunci lantaran hanya mendapatkan 10,5 persen. (Red).