Mendag Menjamin RCEP Tak Akan Buat RI Kebanjiran Impor

Ekonomi057 views

Inionline.id – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto meyakini penandatanganan perjanjian perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) pada 15 November nanti tidak akan membuat Indonesia kebanjiran produk impor dari negara-negara lain yang tergabung dalam forum itu.

Ia mengklaim pelaksanaan kesepakatan itu justru nantinya akan menguntungkan RI. Pasalnya, RCEP justru berpotensi meningkatkan nilai dan volume ekspor Indonesia ke negara-negara anggota forum itu.

“Ini akan berdampak positif, jadi tidak akan ada penambahan impor karena fungsinya Kementerian Perdagangan untuk melindungi ekonomi dalam negeri. Impor tidak akan banjir karena kita sepakat di negara ASEAN untuk melindungi seluruh ASEAN ini,” ungkap Agus dalam konferensi pers virtual bersama awak media, Selasa (10/11).

Saat ini, perjanjian perdagangan RCEP berisikan 16 negara. Mereka terdiri dari 10 negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan lainnya. Lalu, enam negara lain, yakni India, China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

“Dampaknya untuk ekspor impor Indonesia ini menjadi terobosan sangat besar karena tidak hanya ASEAN saja, tapi 15 negara lain di sini akan memberikan sinyal positif bagi peningkatan perdagangan ASEAN plus,” tuturnya.

Selain itu, ia mengklaim RCEP akan membuka pasar dagang yang lebih luas bagi produk-produk nasional. Hal ini akan memberikan peningkatan daya saing bagi produk Tanah Air di kancah internasional.

Lebih lanjut, Agus bilang kesepakatan perjanjian perdagangan RCEP tidak serta merta akan langsung dilaksanakan dan dirasakan manfaatnya oleh Indonesia. Sebab, dibutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk ratifikasi sampai akhirnya perjanjian dagang itu bisa diterapkan.

“Selama proses ini, ratifikasi kami persiapkan supaya pelaku usaha juga siap. Jangan sampai peluang ini terlewatkan, nanti tantangan kita sosialisasi di mana-mana saja yang bisa dimaksimalkan dan dioptimalkan sehingga otomatis menguntungkan Indonesia,” tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan RCEP akan memberi manfaat bagi pemulihan ekonomi Indonesia ke depan. Sebab, RCEP memang peranan penting dalam perdagangan internasional Indonesia, sehingga bisa menumbuhkan ekspor dan kontribusinya ke perekonomian.

“RCEP 15 negara (nilai dagangnya) Rp24 triliun, di mana pembandingnya TPP (Trans Pacific Partnership) minus AS itu Rp11 triliun. Jadi ini blok perdagangan besar dan mewakili 29 persen GDP dunia, sedangkan TPP 13 persen GDP,” jelas Airlangga pada kesempatan yang sama.