Jalur Cepat Dibuka, Masuk SMK Lulus Kantongi Ijazah D2

Pendidikan057 views

Inionline.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan dua program yang menjadi bagian dari Merdeka Vokasi. Kedua program tersebut adalah Fast Track atau Jalur Cepat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)-Diploma Dua (D2) dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan(Mendikbud), Nadiem Makarim mengatakan, dua program ini merupakan terobosan baru yang akan menambah daya tarik pendidikan vokasi. Selain itu juga dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih kesempatan yang terbaik untuk dirinya, sekaligusmemperbesar keterserapan lulusan vokasi oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Kedua program ini, kata Nadiem, juga memberikan kesempatan kepada pendidikan vokasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang andal dan matang. “Melalui program ini, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat,” kata Nadiem,

Kemudian melalui program Peningkatan Prodi D3 menjadi Sarjana Terapan (D4), peserta didik juga berkesempatan menambah masa belajar selama satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam. “Sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” ujar Nadiem.

Tujuan dari kedua program ini, kata Nadiem, agar peserta didik mendapatkan kesempatan sebanyak mungkin pengalaman dari DUDI. Pada akhirnya, kesempatan lulusan vokasi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak juga semakin besar, karena sudah selaras dengan kebutuhan DUDI.

“Kedua program ini merupakan dua dari sekian banyak program Merdeka Vokasi yang berorientasi pada sambung-suai (link and match) pendidikan vokasi dengan DUDI, yang secara berkala akan diluncurkan ke depannya,” tegas Nadiem.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud, Wikan Sakarinto dalam kesempatan yang sama juga mengatakan, bahwa pendidikan vokasi diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten, berdaya saing, dan berkarakter sesuai dengan kebutuhan DUDI. Oleh karena itu, perlu adanya komitmen kuat dari berbagai pihak untuk membangun sambung suai antara dunia pendidikan vokasi dengan industri.

Sambung suai ini sangat dibutuhkan untuk menghadirkan lulusan yang relevan dengan pasar kerja sehingga keterserapan lulusan lebih terjamin. “Semakin awal DUDI bisa terlibat di dalam pengembangan SDM, maka semakin baik kualitas lulusan yang akan dihasilkan,” kata Wikan.

Program SMK-D2 Jalur Cepat merupakan realisasi skema sambung suai dunia pendidikan dan DUDI yang melibatkan tiga pihak, yaitu SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI. “PTV yang dimaksud bisa berupa Politeknik, akademi komunitas, universitas atau institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program diploma dua (D-2),” imbuhnya.

Prinsip dasarnya, kata Wikan, program ini harus berbasis kebutuhan nyata dari DUDI. Tanpa itu, maka program ini tidak dapat berjalan.

Kebutuhan nyata DUDI adalah lulusan dengan kompetensi (hard skills dan soft skills tinggi) yang memiliki mental siap kerja dan siap belajar sepanjang hayat. Program ini merupakan program yang mendorong peserta didik SMK lebih cepat mendapatkan kompetensi tinggi melalui mekanisme yang lebih praktis.

“Tentunya disertai dengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi,” imbuhnya.

?Wikan mengatakan, bahwa pelaksanaan awal program ini dimulai oleh SMK-Perguruan Tinggi Vokasi (PTV)- Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) yang sudah memiliki kesiapan dalam menjalankan program SMK-D2 Jalur Cepat. Hingga saat ini, setidaknya ada 20 PTV, lebih dari 80 SMK, dan 35 DUDI menyatakan siap berkomitmen untuk menjadi pionir dalam mewujudkan program ini.

“Namun di tahap pilot projectini kita memperoleh komitmen di 12 politeknik, 11 Poltek negeri dan satu swasta yang siap memulaipilot projectini. Sengaja enggak masif dulu, tapi juga enggak mau terlalu kecilpilot project-nya. Ini untuk benar-benar jadi, karena poltek harus dapat mitra SMK dan industri,” kata Wikan.

Kemudian ia memberikan contoh, salah satunya di Politeknik Madiun tempat lahirnya program jalur cepat SMK-D2 ini. Di poltek ini ada jurusan Pembentukan Logam yang dibutuhkan oleh PT INKA, kemudian menggandeng SMK Model PGRI I Mejayan madiun.

Sementara itu, Kepala SMK Model PGRI I Mejayan, Sampun Hamad mengatakan, bahwa kesiapan sekolahnya menerapkan program ini tidak terwujud secara tiba-tiba. Melainkan sudah direncanakan sejak awal dan melalui proses persiapan yang panjang.

“Sejak dua tahun lalu SMK Model PGRI I Mejayan menerapakan program asesmen industri di semester 1,2,3,4 bersama industri pasangannya. Untuk jurusan Permesinan salah satunya dengan INKA Group,” kata Sampun.

Dengan begitu, kata Sampun, pihak industri dapat mengikuti perkembangan proses pendidikan di SMK Model PGRI I Mejayan sejak semester satu sampai siswa lulus. SMK Model PGRI I Mejayan menggunakan strategi pendidikan dan latihan dengan target yang jelas dan terukur.

“Misalnya di kelas 1 dan 2 konsentrasi pada karakter, performa, komunikasi, kreativitas, dan basic skills yang kuat,” terangnya.

Untuk menerapkan basic skills yang kuat, SMK Model PGRI I Mejayan juga menerapkan block system. “Satu minggu mulai Senin-Sabtu jam 07.00-15.30 WIB siswa diberi kesempatan untuk mengikuti seluruh mata diklat kejuruan yang sudah tersusun dalam bentukskill pasportataujob best learning,”terang Sampun.

Bagi siswa yang belum tuntas kualitas penyelesaianskill passportdengan kecepatan dan kualitas industri bisa melanjutkan sampai 20.00 WIB. Jadi siswa terbiasa dengan penyelesaian skill passport dengan kecepatan dan kualitas industri,” ujar Sampun.

Sedangkan pada semester 5-6, siswa dapat melakukan magang di industri selama satu tahun atau dinamakan Pendidikan Profesional Skill. “Pada semester ini siswa bisa mulai masuk bagi yang ingin melanjutkan ke program D2 Jalur Cepat, sekaligus menyelesaikan 18 SKS yang dipersyaratkan Politeknik Negeri Madiun,” bebernya.