Erni Sugiyanti Serap Aspirasi di Ciseeng, Masalah Bansos Provinsi dan UMKM Jadi Catatan

Ekonomi257 views

Ciseeng, Inionline.id – Anggota komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Erni Sugiyanti menggelar reses I tahun sidang 2020-2021 di Kampung Setu Al-Falah, Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, pada Selasa (10/11/2020).

Pada kesempatan tersebut hadir puluhan perwakilan kelompok petani ikan dan komunitas UMKM Kecamatan Ciseeng dan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

Aspirasi pertama datang dari Rahmat selaku aparat Desa Parigi Mekar, dirinya mempertanyakan terkait bantuan sosial Covid-19 baik dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga pusat yang dinilai cukup carut marut.

“Artinya kami berharap sekali, agar sifatnya program bantuan kedepan masih ada atau tidak tolong dikawal lebih ketat lagi agar sampai kepada masyarakat khususnya masyarakat yang kehidupannya masih kurang, sampai saat ini total warga Desa Parigi Mekar sudah sampai 70% menerima,” tutur Rahmat.

Selain itu aspirasi juga datang dari Ketua Forum Komunitas UKM Ciseeng, Elia. Dalam aspirasinya menanyakan kepada Erni Sugiyanti apakah ada anggaran CSR yang lebih mudah birokrasinya agar bisa mudah terserap oleh UMKM yang membutuhkan.

“Beda dengan di kota, kami ini di kampung ya yang masih banyak masyarakat yang masih gaptek, gimana caranya bu dewan bisa memfasilitasi kami khususnya usaha mikro untuk mencarikan bantuan yang lebih mudah birokrasinya yang syukur-syukur tanpa agunan,” imbuh Elia.

Sebagai bentuk pencegahan penyebaran pandemi Covid-19, anggota DPRD Jabar, Erni Sugiyanti (Kiri) menyalurkan masker dari Pemprov Jabar kepada Ketua forum UMKM Ciseeng, Elia (Kanan), pada Selasa (10/11/2020).

Dirinya pun berharap dengan kedatangan Erni Sugiyanti dapat juga memfasilitasi Forum UKM Ciseeng untuk pelatihan-pelatihan agar kuotanya di tambah dari provinsi Jawa Barat serta mengawal program-program untuk UKM baik jangka pendek maupun jangka panjang.

“Di masa pandemi ini kami sangat kesulitan, banyak usaha yang sudah jatuh, gimana caranya kami bisa bangkit dan bisa eksis kembali dengan harapan bantuan permodalan dan bantuan keuangan dari Dinas Koperasi dan UKM, kami berharap kedepannya ini bisa terealisasi khususnya untuk bagian pemasaran,” pungkas Elia.

Menanggapi aspirasi pertama terkait bansos Covid-19, Erni mengatakan bahwa komisi III DPRD Jabar telah mengalami perubahan anggaran dari yang tadinya disepakati hingga 5 kali perubahan.

“Ini mau sampai kapan ada perubahan terus, sesungguhnya kami tidak paham apa yang terjadi, sampai kami bertanya anggarannya ada tidak sih ?, karena tiba-tiba berubah, asumis yang tadinya sekian jadi sekian, lama-lama jadi merosot itu apa sebabnya, sedangkan kalau dilihat dari kinerja pekerjaan yang sudah dilakukan pemda kami melihatnya belum seluruhnya tercapai, apakah kemudian ada kesalahan target sehingga tidak sesuai dengan perencanaan atau seperti apa,” kata Erni.

Legislator Kabupaten Bogor itu menambahkan untuk pendataan masyarakat supaya lebih aktual sebenarnya bisa menggunakan anggaran desa sebagian kemudian ada juga dana desa dari provinsi itu juga bisa sebagian.

“Kalau semuanya ikut mendukung, itu mesti terjadi karena itu kebutuhan kita, sekarang sudah dunia digital tidak mungkin kembali manual, Kang Emil dari awal sebelum jadi gubernur yang digembar-gemborkan itu adalah bagaimana provinsi Jabar provinsi yang smart, sangat maju tekhnologi informatikanya, itu bisa ditunjang kalau persoalan sinyal, data itu beres, kalau itu gak beres bullshit,” tegas Erni.

Dirinya pun menyarankan kepada Ridwan Kamil ketika ingin melakukan sesuatu baiknya riset terlebih dahulu dan mengetahui terlebih dahulu lingkungan Jawa Barat seperti apa.

Terkait pemasaran bagi UMKM, Erni pun mengakui hal tersebut sangat sulit karena dianggap UMKM tidak memiliki ruang promosi yang cukup.

“Jujur, festival kecil-kecil yang kalau ditinjau tidak artinya juga, kita butuh ruang yang lebih besar dari ini semua yang bisa mengcover UMKM terutama yang mikro, konstituen saya ini konstituen menengah kebawah rata-rata, pasti saya bersinggungan pasti dengan yang mikro, kalau kepedulian terhadap mikro ya itu tadi stimulan 2,4 juta rupiah yang sudah terasa, di wilayah sini sudah 500 orang yang mendapatkan, dan itupun kita belum tahu cara pemerintah mengawalnya, apakah 2,4 ini akan jadi apa ketika dipegan oleh seorang usahawan mikro, apakah jadi atau magel ?,” ujar Erni.

Lebih lanjut sebagai langkah preventif Erni kedepannya terkait aspirasi-aspirasi yang masuk, dirinya akan menyampaikan kepada mitra komisi khususnya para BUMD untuk memberikan output yang semakin jelas bukan hanya kemudian hasil company secara pribadi yang akan mereka kelola untuk mereka sendiri tetapi untuk juga masyarakat sekitarnya.