Tiga Kuartal Stagnan, Situasi Bisnis Apartemen Diprediksi Membaik Tahun Depan

Inionline.id – Bisnis properti khususnya sektor residensial apartemen merupakan salah satu sektor properti yang paling terpukul saat pandemi Covid-19. Situasi ini membuat pertumbuhan harga yang stagnan dan ini bisa dimanfaatkan konsumen untuk mendapatkan harga yang lebih rendah karena tahun depan situasinya diprediksi membaik.

Sektor apartemen masih menjadi salah satu sektor properti dengan aktivitas bisnis yang sangat berat terkait dampak pandemi Covid-19. Namun begitu bukannya sektor ini tidak memiliki potensi karena bagaimanapun sektor residensial kebutuhan dan pasarnya sangat besar sehingga situasi ini dipastikan hanya sementara.

Menurut Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia (CII), pemberlakuan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta telah membawa kabar baik untuk kalangan pengembang. Ini artinya saluran pemasaran offline bisa kembali diberlakukan termasuk kunjungan ke galeri marketing maupun show unit dengan pemberlakuan protokol keamanan Covid-19.

“Kinerja penjualan sektor apartemen memang belum menunjukan tren peningkatan sejak kondisi yang tidak menentu akibat pandemi ini ditambah dengan perekonomian yang anjlok hingga minus 5 persenan. Tapi ada beberapa segmen yang melihat situasi ini justru menguntungkan untuk membeli unit properti dan segmen ini yang harus diprioritaskan oleh kalangan pengembang,” ujarnya.

Situasi stagnan yang telah berlangsung cukup lama dan membuat kalangan pengembang menahan kegiatan bisnisnya akan terus diperlonggar. Beberapa kalangan pengembang sudah mulai fokus kembali menggiatkan kegiatan konstruksi untuk proyek berjalan maupun me-launching produk baru dan kondisi-kondisi ini akan membuat situasi pasar lebih bergairah.

Kita telah mengalami situasi stagnasi sekitar tiga kuartal berturut-turut akibat pandemi Covid-19, namun dengan berbagai aktivitas yang mulai terjadi, tahun depan kita bisa lebih optimistis situasinya akan lebih baik.

Ferry menyebut untuk rata-rata pasokan apartemen di Jakarta masih sangat rendah dengan jumlah 7.295 unit per tahun. Angka ini diperkirakan akan tetap berkisar seperti ini hingga tahun 2024 nanti. Untuk periode kuartal ketiga 2020 ini pasok unit apartemen yang masuk ke pasar jumlahnya hanya 649 unit.

“Tingkat permintaan yang rendah untuk unit apartemen membuat pergerakan harga juga menjadi stagnan dan ini kesempatan untuk konsumen bisa membeli dengan harga yang lebih baik. Situasi ini hanya sementara karena perekonomian akan terus bergerak dan pulih dan ini akan membuat harga akan kembali bergerak,” katanya.