Tekan Corona, Italia Menutup Bioskop, Pusat Kebugaran dan Kolam Renang

Internasional157 views

Inionline.id – Bioskop, kolam renang, dan pusat kebugaran di Italia tidak boleh beroperasi mulai hari Senin (26/10) sebagai bagian dari upaya menekan pandemi virus corona.

Restoran dan bar juga hanya bisa buka hingga pukul 18.00, tapi toko dan sebagian besar kegiatan bisnis tetap diperbolehkan beroperasi.

Sementara di Spanyol, kabinet menyetujui kebijakan yang memungkinkan penerapan jam malam secara nasional.

Kedua negara sangat terpukul dengan gelombang pertama wabah virus corona.

Kebijakan di Italia tersebut merupakan hasil dari kesepakatan antara Perdana Menteri Giuseppe Conte dan para pejabat regional.

Kawasan Campania, yang mencakup Napoli, termasuk di antara mereka yang meminta pembatasan yang lebih ketat.

PM Conte mengatakan, ia tidak ingin menerapkan kembali karantina wilayah secara nasional yang diberlakukan saat berlangsung gelombang pertama pandemi pada Maret dan April karena karantina wilayah ini sangat memukul ekonomi.

Berdasarkan kebijakan terbaru yang disepakati hari Minggu (25/10), sebagian besar kegiatan belajar mengajar untuk sekolah menengah dilakukan secara daring.

Italia menutup bioskop, pusat kebugaran dan kolam renang di tengah unjuk rasa di Napoli dan Roma yang menentang pembatasan yang lebih ketat.

Pada hari Sabtu (24/10), kasus positif virus corona bertambah lebih dari 19.600. Jumlah pasien yang meninggal pada hari tersebut tercatat 151 orang.

Sebelumnya, PM Conte memberi wewenang bagi pemerintah daerah untuk menerapkan kebijakan regional untuk menekan angka kasus virus corona.

Wali kota diberi kewenangan untuk menutup area publik setelah pukul 21.00 dan jam buka restoran serta jumlah kelompok yang diizinkan masuk akan diperketat.

PM Giuseppe Conte
Conte: “Pemerintah ada di sini, tetapi setiap orang harus melakukan bagian mereka”

Sebanyak 11.705 kasus baru diumumkan pada hari Minggu (18/10), mengalahkan rekor sebelumnya, pada hari Sabtu di angka 10.925.

Italia adalah negara Eropa yang paling terpukul pada awal pandemi. Sekarang negara itu mencatat 414.000 kasus Covid-19 dengan 36.500 kematian, menempatkannya di urutan kedua setelah Inggris di Eropa.

Apa yang Conte katakan?

Perdana menteri mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu malam: “Kita tidak dapat membuang waktu, kita harus melakukan tindakan untuk menghindari lockdown secara umum, yang dapat sangat membahayakan ekonomi.

“Pemerintah ada di sini, tetapi setiap orang harus melakukan bagian mereka.”

Dia menambahkan: “Tindakan yang paling efektif adalah dengan menerapkan tindakan pencegahan dasar: memakai masker, jaga jarak dan menjaga kebersihan tangan.

“Kita harus memperhatikan situasi di mana kita lengah -saat bersama dengan kerabat dan teman. Dalam situasi ini, tindakan pencegahan maksimum diperlukan.”

The Via del Corso in Rome
Pejabat lokal diberi kewenangan menutup tempat umum pukul 21.00

Apa kebijakan di Italia lainnya?

  • Kebijakan di sekolah akan berdampak pada siswa-siswa di sekolah menengah dan pembelajaran jarak jauh direkomendasikan
  • Bar dan restoran diminta tutup pada tengah malam, tetapi setelah pukul 18:00 hanya layanan meja yang diizinkan. Satu grup pengunjung maksimal enam orang.
  • Konferensi dan festival ditangguhkan
  • Olahraga amatir yang melibatkan kontak fisik dekat dihentikan
  • Gym dan kolam renang harus beradaptasi dengan protokol baru dalam waktu tujuh hari

Bagaimana Eropa mengatasi lonjakan kasus?

Sejumlah negara di Eropa telah menerapkan sejumlah kebijakan akibat apa yang disebut sebagai “gelombang kedua” infeksi Covid-19.

Prancis mencatat rekor jumlah kasus baru pada hari Sabtu sebanyak 32.427 dan hampir 30.000 pada hari Minggu.

Namun, kenaikan dalam kasus yang dikonfirmasi di Eropa harus disandingkan pula dengan fakta pengujian yang meningkat pesat dibandingkan dengan gelombang besar pertama di bulan Maret.

Moulin Rouge in Paris
Hiburan malam di Prancis dibatasi.

Sembilan kota besar di Prancis, termasuk ibu kota Paris, menerapkan jam malam pukul 21:00 hingga 06:00 setidaknya selama sebulan.

Siapapun yang keluar harus memiliki alasan yang kuat atau mereka bisa didenda sebanyak 135 (Rp2,3 juta).

Mulai Senin, semua bar dan restoran di Belgia akan tutup selama empat minggu, dan jam malam akan diberlakukan dari pukul 00: 00-05: 00. dengan penjualan alkohol dilarang setelah pukul 20:00.

“Saya sepenuhnya sadar bahwa kebijakan itu sangat, sangat berat,” kata Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo. “Beberapa minggu mendatang akan sangat sulit tetapi kita harus mengambil langkah-langkah itu untuk menghindari yang lebih buruk.”

Swiss bereaksi terhadap peningkatan tajam kasus virus corona pada hari Minggu, dengan mewajibkan penggunaan warga memakai masker di ruang publik mulai hari Senin (19/10). Pertemuan lebih dari 15 orang di tempat umum juga dilarang.

Republik Ceko pada hari Minggu mengatakan akan menunggu dua minggu sebelum memutuskan apakah karantina wilayah penuh diperlukan.

Negara itu saat ini memiliki tingkat infeksi virus korona tertinggi di Eropa dan telah menutup sebagian besar sektor perhotelan dan telah menerapkan pembelajaran jarak jauh.

Irlandia akan mengumumkan pembatasan yang lebih ketat pada hari Senin. Seorang menteri mengatakan kebijakan lokal tidak cukup dan menyiratkan bahwa kabinet sedang melihat pendekatan “tingkat empat” untuk menutup semua bisnis yang tidak penting.

Jerman mencapai rekor jumlah kasus terbaru pada hari Sabtu dan Kanselir Angela Merkel mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah dan menghindari perjalanan jika memungkinkan.

Di Belanda, PM Mark Rutte mengakui dia seharusnya memberikan nasihat yang lebih baik kepada keluarga kerajaan yang dikritik sejumlah warga karena berlibur ke Yunani setelah pemerintah menerapkan karantina wilayah parsial. Raja Belanda pun segera kembali ke negaranya karena penolakan warga.