Seperti Ini Kiat Pengembang agar Tetap Bertahan Saat Pandemi

Inionline.id – Pengembang harus tetap bertahan di tengah situasi bisnis yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Namun di tengah situasi yang sulit tetap memunculkan berbagai kesempatan dan terbukti beberapa kalangan pengembang masih tetap bisa meraih transaksi penjualan yang baik saat situasi pandemi ini.

Pandemi Covid-19 telah memukul bisnis properti dengan cukup dalam karena penurunan transaksi penjualan. Akrobat strategi, efisiensi, penundaan peluncuran proyek, pemberlakuan diskon, dan sebagainya harus diterapkan supaya perusahaan bisa tetap bertahan dalam situasi ketidakpastian akibat dampak dari pandemi ini.

Namun begitu krisis merupakan bagian yang selalu menempel pada setiap situasi bisnis maupun perekonomian dan setiap krisis akan selalu menumbuhkan peluang maupun kesempatan yang lain. Karena itu menjadi hal wajar dalam setiap kegiatan usaha ada yang berkembang, bertahan, maupun tersingkir dari dunia bisnis.

Menurut Ketua Dewan Pengurus Dearah (DPD) Real Estat Indonesia (REI) Banten Roni Hardiyanto, bila diklasifikasikan dampak pandemi terhadap perusahaan pengembang ada yang signifikan, tidak signifikan, hingga menderita atau perusahaannya “sesak nafas” karena situasi yang sulit akibat pandemi. Hal ini tentunya harus disiasati.

“Secara umum tentunya pandemi ini sangat berdampak untuk bisnis dan itu membuat kita harus agresif bergerak mencari di segmen mana yang masih oke untuk kita pasarkan produk properti. Saat ini memang fokusnya pada kalangan ASN, pekerja BUMN, maupun TNI-Polri karena kalangan ini yang penghasilannya masih terjamin dan dijamin oleh negara, tinggal kita kreasikan trik maupun inovasi untuk menyasar segmen ini,” jelasnya.

Secara umum, aktivitas bisnis yang dilakukan kalangan pengembang saat ini bukan lagi mencari profit tapi bagaimana caranya agar cashflow bisa tetap berjalan. Jadi bisnis tetap bisa jalan dengan cara mengurangi margin keuntungan supaya bisa lebih menarik minat pasar saat situasi seperti ini.

Di sisi lain, situasi kelesuan bisnis dan berbagai tantangan lain akibat pandemi ini justru harus disikapi dengan tetap semangat dan optimistis kalau kelesuan bisnis ini akan terlewati dan akan ada siklus yang kembali menaik. Pasti ada berbagai kesempatan maupun peluang-peluang bisnis dari setiap krisis yang terjadi.

Di wilayah Banten sendiri, jelas Roni, penurunan transaksi properti yang terjadi cukup dalam. Untuk segmen rumah bersubsidi misalnya, dari transaksi tahun lalu yang mencapai 3.000-an unit, pada tahun ini dan setelah terjadinya pandemi transaksi yang berhasil dibukukan baru tercapai sekitar 550 unit.

Beberapa produk hunian non subsidi juga masih ada yang transaksi penjualannya cukup baik di wilayah Banten. Misalya di Pandeglang, pengembanngan rumah komersial yang dibangun di proyek perumahan subsidi juga masih bisa diserap cukup baik. Begitu juga di wilayah Serang, Ciater, Pamulang, Serpong, dan sebagainya.

“Hal lainnya yang juga penting saat situasi ekonomi yang berat khsususnya karena pandemi yang belum pernah kita alami, penerapan strategi bukan menjadi hal krusial karena semua pasti sudah paham untuk mengeluarkan strategi terbaiknya. Hal yang penting itu justru culture atau budaya perusahaan yang terbangun dan itu yang membuat akan bisa bertahan. Kita lihat pengembang besar seperti di BSD City, itu budaya perusahaannya selalu continuous improvement sehingga dia bergerak terus dan saat pandemi ini masih bisa sukses meluncurkan produk-produk baru,” pungkasnya.