Pengamat: Pilkada Tangsel Turun Kelas, Tak Ada Debat Program Malah Saling Serang Urusan Pribadi

Inionline.id–Tangsel–Gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tahun ini dinilai turun kelas dan tidak berkualitas. Pasalnya, periode-periode sebelumnya, Pilkada Tangsel selalu diwarnai dengan adu ide, gagasan hingga program.

Berbeda dengan tahun ini, Pilkada Tangsel tahun ini, meskipun diikuti oleh sejumlah ‘jagoan’ kelas kakap, namun justru tidak menampilkan proses Pilkada yang berkualitas. Hal ini seperti disampaikan oleh Pengamat Politik sekaligus Aktivis Forum Literasi Demokrasi (FLD), Erwin Simbolon.

Menurut Erwin, Tangsel sebagai etalase Indonesia yang dihuni oleh masyarakat kelas menengah perkotaan seharusnya mampu menghadirkan proses pilkada yang berkelas. “Saya melihat proses Pilkada Tangsel kali ini turun kelas dan sangat tidak berkualitas. Kita tahu, Tangsel kota modern dan warganya saya cerdas dan terdidik tetapi Pilkadanya malah tak menarik, yang terjadi bukannya adu ide atau debat program tapi malah saling serang urusan personal kandidat,” kata Erwin dalam keterangan tertulis, Minggu (18/10).

Pada narasi perbincangan di media sosial, lanjut Erwin, isu yang dimunculkan dinilai sangat tidak layak. Sebab menurutnya, isu yang digunakan sengaja untuk menyerang salah satu kandidat. “Misalnya saja muncul isu poligami, isu dinasti yang sebenarnya sudah usang dan tak relevan atau juga muncul isu SARA. Ini kan saya kira tidak mencerminkan Pilkada di Kota yang modern,” lanjut Erwin.

Lebih jauh, Erwin menyayangkan jika gelaran Pilkada Tangsel yang menelan anggaran cukup tinggi dan juga diikuti oleh tiga kontestan kawakan tetapi hanya menampilkan perdebatan isu personal. “Harusnya pilkada itu membahas urusan rakyat bukan urusan bawah perut kandidat,” pungkasnya. (Red)