Seperti Ini Big Data Perumahan Yang Dibangun Lembaga Penyalur KPR Subsidi

Inionline.id – PPDPP terus memperkuat berbaga aplikasi teknologi untuk menghimpun data-data perumahan baik kebutuhan perumahan masyarakat, suplai dari kalangan pengembang, hingga penyaluran KPR FLPP dari perbankan. Berbagai data yang masuk ini akhirnya menjadi big data perumahan yang bisa digunakan untuk merumuskan kebijakan perumahan nasional.

Lembaga penyalur KPR subsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan kemudahan layanannya dengan pengembangan teknologi. Beberapa aplikasi seperti Sistem Informasi KPR Bersubsidi (SiKasep) dan Sistem Informasi untuk Pengembang (SiKumbang) telah memudahkan masyarakat, pengembang, perbangkan, dan sebagainya.

PPDPP juga telah memasukan semua data perumahan ke dalam kedua aplikasi ini dan suplai data tersebut terus dilakukan. Saat ini ada 20 asosiasi pengembang yang terdaftar di Kementerian PUPR dengan jumlah pengembang yang juga terus bertambah. Saat ini, ada 117.302 jumlah rumah tapak bersubsidi yang di dalam aplikasi PPDPP tesebut dan sudah 141.700 unit rumah yang terjual dari 11.091 lokasi terdaftar.

Rangkaian sistem yang dibangun PPDPP ini memiliki empat pintu dalam pelaksanaanya. Pintu pertama bisa diakses langsung oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui SiKasep yang menggambarkan dari sisi permintaan perumahan. Pintu kedua, pengembang yang memasukkan data perumahan ke SiKasep melalui SiKumbang yang menggambarkan data sisi suplai perumahan subsidi.

Pintu ketiga dari sisi perbankan untuk melakukan verifikasi data MBR melalui sistem host to host dan terakhir PPDPP di pintu keempat yang akan menyalurkann dana FLPP sekaligus memonitoring pelaksanaannya. Akhirnya mekanisme ini juga menciptakan big data pembiayaan perumahan yang memperlihatkan sisi demand dan suplply berdasarkan data-data yang masuk ini.

Menurut Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin, berbagai data yang masuk ini menjadi informasi yang sangat berharga khususnya bagi pemangku kepentingan di bidang perumahan. Melalui aplikasi SiKasep dan SiKumbang, PPDPP bisa menyajikan data-data peruumahan secara real time seperti masyarakat yang mengakses FLPP, unit rumah yang dipasarkan, yang sudah terpasarkan, lokasinya, hingga berbagai gambaran maupun peta perumahan secara nasional.

“Masyarakat menjadi tidak kesulitan dalam memilih rumah, pengembang juga mudah meng-input produk yang dipasarkannya. Bagi pemerintah, ini merupakan informasi prioritas untuk memenuhi kebutuhan listrik, bantuan sarana prasarana umum, dan sebagainya. Data ini juga bisa disinergikan dengan manajemen kuota bank penyalur FLPP sehingga anggaran yang disalurkan lebih akurat hingga daerah terpencil,” ujarnya.

Big data perumahan ini juga bisa menjadi tolak ukur bagi pengembang untuk mencari lokasi perumahan yang akan dibangun, untuk pemerintah daerah terkait program perumahan di daerahnya, dan sebagainya. Termasuk dalam menghitung angka defisit (backlog) perumahan yang selama ini selalu menjadi perdebatan mengenai angkanya.