Properti Di Jabodetabek Akan Bertahan Di Tengah Tekanan, Berdasarkan Riset

Inionline.id – Rumah.com merilis riset yang menyebut sektor properti, utamanya di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) masih akan bertahan di tengah tekanan ekonomi pada kuartal II 2020.

“Kami optimistis ekonomi akan membaik meskipun BPS (Badan Pusat Statistik) mengumumkan pada kuartal II ekonomi terkontraksi 4,19 persen atau secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen,” ujar Country Manager Rumah.com Marine Novita, dalam penjelasannya kepada media, di Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2020.

Marine menjelaskan, BPS pun menyebutkan dari 17 sektor lapangan usaha, secara tahunan hanya tujuh sektor yang masih tumbuh positif. Ketujuh sektor tersebut, antara lain real estat, pertanian, jasa keuangan, jasa pendidikan, jasa kesehatan, pengadaan air, serta informasi, dan komunikasi.

Menurut Marine, agar tercapai pertumbuhan positif di kuartal III 2020, masyarakat perlu membangun optimisme. Sebab, beberapa indikator pada Juni 2020 mengalami perbaikan, meski masih jauh dari kondisi normal.

Indikator yang mengalami perbaikan, kata dia, antara lain dari sektor transportasi udara internasional, transportasi udara domestik, angkutan kereta api penumpang, angkutan laut penumpang, dan tingkat penghunian kamar (TPK).

Marine menerangkan, Indonesia Property Market Index Q2 2020 mengindikasikan pulihnya kepercayaan pemangku kepentingan di bidang properti, khususnya dari sisi penyedia suplai baik pengembang maupun penjual properti.

Dia menambahkan, Indonesia Property Market Index Suplai Q2 2020 berada pada angka 131,6 atau naik sebesar 21 persen (quarter-on-quarter/QoQ) dan 46 persen (year-on-year).

Kenaikan pada kuartal kedua tersebut bisa dikatakan sebagai kompensasi. Sebab, suplai pada kuartal sebelumnya tertahan dan turun sebesar 5 persen (QoQ) pada kuartal pertama 2020.

Marine menilai, optimisme dari sisi penyedia suplai ini terlihat dari naiknya suplai properti secara nasional.

Adapun kenaikan harga properti secara nasional lebih banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga rumah tapak. Indeks harga rumah tapak tercatat sebesar 114,9 pada kuartal kedua 2020, turun 0,7 persen secara kuartal. Naun, secara tahunan masih menunjukkan kenaikan sebesar 3 persen.

Sementara indeks harga apartemen tercatat pada 116,5 atau naik tipis 0,4 persen (quarter-on-quarter) dan 1,5 persen (year-on-year). Angka kenaikan tahunan pada kuartal II/2020 ini masih lebih kecil dibandingkan rata-rata kenaikan apartemen secara tahunan, yaitu sebesar 5 persen.

Jika menilik hasil survei Consumer Sentiment Study H2 2020, lebih dari separuh atau sekitar 60 persen responden memiliki intensi melanjutkan rencana pembelian hunian untuk ditinggali sendiri, baik di tahun 2020 ini maupun tahun 2021 mendatang.

Dari hasil survei yang sama, sebanyak 59 persen responden memiliki minat untuk membeli properti dalam jangka waktu 1 hingga 2 tahun mendatang. Hanya 41 persen responden sisanya yang berencana membeli hunian dalam jangka waktu lebih dari 3 tahun mendatang.