Narasi Jokowi soal Orang Terusik Karena Imbas Gerakan Reformasi

Headline, Nasional057 views

Inionline.id – Sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di perayaan HUT ke-22 Partai Amanat Nasional (PAN) menyimpan pesan politik yang sangat kuat. Jokowi menyinggung mereka yang terusik saat gerakan perubahan dilakukan. Lantas sebenarnya Jokowi sedang menyindir siapa?

Pernyataan Jokowi itu terekam dalam video yang ditayangkan di acara HUT ke-22 PAN, Jalan Amil, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (23/8/2020). Mulanya Jokowi berbicara soal gerakan reformasi di Indonesia setelah era pemerintahan Presiden Soeharto.

“Pertama-tama saya menyampaikan selamat ulang tahun yang ke-22 (untuk PAN). 22 tahun yang lalu, saat bangsa kita memulai sebuah langkah yang extraordinary, langkah itu kita sebut reformasi, sebuah langkah bersama dan langkah kesepakatan bersama melakukan perubahan besar-besaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai semangat reformasi sangat relevan dengan situasi saat ini. Jokowi menekankan mengenai pentingnya kerja ekstra luar biasa untuk menangani pandemi COVID-19.

“Semangat tersebut (reformasi setelah tumbangnya era Soeharto) sangat relevan dalam kehidupan kita saat ini. Dalam menghadapi krisis kesehatan dan krisis ekonomi akibat pandemi COVID, kita harus memperkuat reformasi, melakukan langkah-langkah extraordinary, langkah-langkah perubahan-perubahan fundamental, memanfaatkan momentum krisis ini untuk melakukan lompatan-lompatan kemajuan,” ujar Jokowi.

Jokowi lantas menyindir orang-orang yang menikmati zona nyaman. Mereka, kata Jokowi, begitu terusik saat perubahan digelorakan.

“Tetapi, reformasi sekarang ini tidak mudah karena sudah terlalu banyak orang yang menikmati situasi yang enak, dan yang nyaman. Terlalu banyak orang yang sudah lama menikmati zona nyaman, zona nyaman secara ekonomi, zona nyaman karena status, sehingga merasa terusik ketika dilakukan perubahan-perubahan,” papar Jokowi.

“Oleh sebab itu, ruang kompetisi harus dibuka, persaingan yang sehat harus diberi peluang untuk semua bidang. Kita jangan takut dengan kompetisi, dan jangan takut bersaing,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) mengingatkan para kadernya bahwa pemerintah bukan hanya memerlukan kritik, tapi juga bantuan. Zulhas mengajak semua pihak untuk ambil bagian dalam proses penyelesaian masalah bangsa.

“Kita sudah masuk kategori krisis, krisis ekonomi. Tentu bisa ada lanjutan kritis lainnya. Karena kita sudah dewasa, kita harus ambil tanggung jawab. Kita tidak cukup kritik, maki-maki, protes saja,” kata Zulhas.

Dalam pandangan Zulhas, pandemi COVID-19 tak hanya mendatang krisis ekonomi tapi juga berpotensi memunculkan krisis-krisis lainnya. Dia mengatakan seluruh elemen bangsa harus bersatu untuk membantu pemerintah.

“Kita mengetahui perusahaan banyak yang tutup, yang bekerja jadi tidak bekerja, apalagi yang mau bekerja. Tadi, yang sudah disampaikan agar keadilan Indonesia bisa kita capai, kita harus ambil tanggung jawab, ikut bersama pemerintah, membantu. Kita menyakini, kita tidak cukup mengkritik, memaki, tidak cukup. Justru, di tengah kesulitan yang luar biasa ini, diperlukan PAN untuk membantu pemerintah, masyarakat, dan lain-lain,” papar Zulhas.