UTBK Gelombang Kedua akan Lebih Kompleks

Pendidikan057 views

Inionline.id – Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) tahap pertama sudah selesai digelar. Pelaksanaan ini tergolong sukses karena tingkat kehadiran peserta mencapai 93,01 persen.

Meski begitu, Plt. Dirjen Dikti, Kemendikbud, Nizam mengaku pihaknya merasa belum puas. Sebab masih masih harus melihat tingkat kehadiran di UTBK-SBMPTN tahap kedua pada 20-29 Juli 2020.

Nizam mengatakan, tahap kedua ini akan lebih kompleks. Sehingga panitia UTBK-SBMPTN masih harus bekerja lebih keras dan tak boleh terlena dengan keberhasilan pada pelaksanaan tahap pertama.

“Mudah-mudahan proses seleksi selanjutnya berjalan dengan lancar, gelombang kedua juga tidak kalah kompleks, karena di penyelenggaraannya mungkin bisa lebih (tersebar) banyak tempatnya,” kata Nizam dalam Konferensi Video, Rabu 15 Juli 2020.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Mohammad Nasih menyebut, ada beberapa hal yang membuat tahap kedua terlihat lebih rumit. Salah satunya untuk merealokasi siswa sakit di tahap satu untuk ikut tes di tahap kedua.

“Ada relokasi 1.505 peserta tahap pertama yang harus direlokasi ke tahap dua karena di tahap pertama suhu badannya melebihi 37,5 derajat dan hasil rapid test-nya reaktif,” kata Nasih.

Untuk bisa ikut di UTBK tahap kedua, peserta dari tahap pertama itu nantinya harus datang kembali ke pusat UTBK dalam kondisi sehat. Baik dengan membawa hasilĀ rapid test, atau hasil ujiĀ swab, ataupun minimal memiliki suhu di bawah 37,5 derajat celcius.

Selain itu, pihaknya juga harus merelokasi 46.551 peserta yang tidak mendapat izin gugus tugas covid-19 daerah untuk masuk ke kawasan pusat UTBK. Adapun enam pusat UTBK itu, yakni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dengan jumlah 19.299, Universitas Nusa Cendana (Undana) ada 6.212 peserta, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebanyak 13.490 orang.

Kemudian Universitas Sriwijaya (Unsri) 1.680 peserta, Institut Pertanian Bogor (IPB) sebanyak 3.518 peserta, dan Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) sebanyak 2.352 peserta.

“Dalam hal ini Kami sampaikan Umrah itu tingkat kehadirannya yang paling rendah 40,64 persen karena dia kepulauan, IPB 69,93 persen karena kemarin ada masalah kaitan larangan masuk kota Bogor. Selebihnya 84 persen lebih kehadiran di pusat UTBK,” lanjut Nasih.

Golongan peserta yang sakit dan tak mendapat izin itu nantinya akan bergabung dengan 150.000 ribu peserta yang memang terdaftar di tahap ke dua. UTBK-SBMPTN tahap ke dua bakal digelar 20-29 Juli 2020.

Tahap ke dua ini, menjadi akhir dari tes dari pelaksanaan UTBK. Pihaknya tak lagi menggelar tahap cadangan mengingat waktu yang semakin mepet dengan pelaksanaan Ujian Mandiri.

“Sehingga mohon sekali lagi teman-teman bisa memaklumi kebijakan yang ganti-ganti terus. Karena tuntutannya begitu. Tidak ada gelombang selanjutnya ini karena sebagian besar PTN juga butuh nilai UTBK untuk jalur mandiri, jadi mohon dipahami,” kata Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT, Budi Prasetyo.

Budi menambahkan, uang pendaftaran peserta UTBK-SBMPTN yang statusnya digagalkan karena sakit hingga tahap kedua ini akan dikembalikan. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang kembali tak mendapat izin di tahap kedua dari gugus tugas covid-19.

“Jika masih sakit di tahap ke dua dan tidak bisa ujian, ini insyaAllah kita kembalikan uangnya. Yang bersangkutan Kita punya datanya, kita minta nomer rekeningnya dan akan Kita transfer,” pungkas Budi.