Optimistis Pendapatan Naik, Ojol di Bekasi Boleh Angkut Penumpang Lagi

Antar Daerah157 views

Bekasi, Inionline.id – Driver ojek online (ojol) di Kota Bekasi, Jawa Barat, diperbolehkan kembali mengangkut penumpang. Respons bahagia ditunjukkan para driver ojol.

“Pendapat saya memang, kita sangat inginkan sekali (angkut penumpang) kita dari beberapa bulan yang lalu ya, jadi kita antusias sekali,” ujar seorang driver ojol, Tulus Rianto (34), saat ditemui di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi, Kamis (9/7/2020).

Tulus mengatakan semenjak disetopnya layanan antar penumpang, pendapatan hariannya turun drastis.

“Per harinya paling nggak sampai Rp 50 ribu, biasanya Rp 80 ribu ke atas atau Rp 100 ribu,” tutur Tulus.

Driver lainnya, Sahyadi (40), juga turut senang ia bisa kembali bisa mengangkut penumpang. Menurutnya, layanan antar penumpang paling banyak menyumbang pemasukan.

“Pendapatnya senang sekali ya, karena pertama untuk mitra driver banyak orderan-orderan yang akan masuk dengan dibukanya GoRide, berpengaruh sama pendapatan,” kata Sahyadi.

Sahyadi mengadu pendapatannya turun drastis usai layanan antar penumpang dihentikan selama masa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Biasanya Rp 150-200 ribu, sekarang (selama layanan antar penumpang disetop) bisa Rp 30 ribu- Rp 50 ribu,” imbuhnya.

Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengizinkan ojek online mengantar penumpang kembali hari ini. Aplikasi yang diizinkan adalah Gojek dan Grab.

“Hari ini saya Wali Kota Bekasi meresmikan, memperbolehkan kegiatan Grab dan Gojek sebagai sarana-prasarana transportasi untuk memudahkan warga masyarakat beraktivitas,” ujar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi, Kamis (9/7).

Rahmat meyakini, dengan diperbolehkannya kembali ojol mengangkut penumpang, aktivitas ekonomi masyarakat akan berkembang. Banyak warga, sebut Rahmat, yang pendapatan hariannya sangat bergantung pada operasi ojek online.

“Saya melihatnya bahwa saya yakin warga saya butuh satu kegiatan ekonomi untuk menunjang pendapatan keluarganya. Kalau kita terus-terusan terobsesi dan takut akan virus COVID-19, maka kita akan terkapar;” lanjutnya.