Jepang Mulai Menerapkan Kantong Plastik Berbayar

Internasional157 views

Inionline.id – Toko retail di Jepang mulai mengenakan biaya untuk penggunaan kantong plastik. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik di Jepang.

Dilansir AFP, Kamis (2/7/2020) toko-toko termasuk toko serba ada memutuskan untuk mengenakan biaya bagi pelanggan yang ingin menggunakan kantong plastik. Mereka akan dikenakan biaya sebesar 3 yen (sekitar 400 rupiah).

Aturan baru itu tampaknya memberikan dampak positif bagi penduduk Jepang. Setiap pembeli memastikan dia akan membawa tas sendiri jika hendak berbelanja.

“Ada banyak masalah sekarang, seperti lingkungan dan pemanasan global. Masing-masing dari kita perlu lebih sadar akan masalah ini, dan itulah sebabnya saya membawa tas belanja sendiri,” ujar salah seorang pembeli, Yoshimi Soeda (66) kepada AFP di luar sebuah toko di Tokyo.

“Aku khawatir, aku ingin kantong plastik dan wadah makanan diubah menjadi sesuatu yang lebih ramah lingkungan, meskipun itu tak mudah,” katanya.

Para wisatawan sering terkejut dengan jumlah penggunaan plastik di Jepang. Bahkan pada transaksi paling mendasar seperti membungkus pisang dengan plastik.

Jepang diketahui menghasilkan lebih banyak limbah plastik per kapita. Berdasarkan data PBB, Jepang menjadi negara dengan pengguna plastik terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan kritikan dari pegiat lingkungan yang menilai Tokyo lambat dalam mengurangi konsumsi plastik.

Dengan langkah tersebut Jepang berkomitmen untuk “menekan penggunaan plastik yang berlebihan dan berfikir tentang cara menggunakannya dengan bijak,” demikian isi kebijakan baru itu.

Mengenakan biaya nasional “bertujuan mendorong orang untuk berfikir dua kali jika kantong plastik benar-benar diperlukan dan membantu orang untuk memperbaiki gaya hidup mereka,” kata pemerintah Jepang.

Pada 2018 lalu, Jepang berjanji untuk mengurangi 9,4 juta ton sampah plastik per tahun pada tahun 2030.

Pemerintah Jepang mengatakan lebih dari 80 persen limbah plastiknya bisa didaur ulang. Tatapi banyak dari daur ulang itu hanya melibatkan pembakaran plastik. Di mana akan menghasilkan karbon dioksida dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Berdasarkan data pemerintah, kantong plastik menyumbang dua persen dari total penggunaan sampah plastik.