Ini Yang Harus Diperhatikan Milenial Saat Membeli Rumah Memakai KPR

Inionline.id – Ada banyak hal yang harus diperhatikan bila pembiayaan produk properti yang ingin kita beli menggunakan fasilitas KPR bank bisa lolos. Khusus untuk kalangan milenial, beberapa hal ini bisa menjadi panduan.

Generasi muda milenial disebut memiliki kendala untuk mengakses perumahan. Kendala ini bukan semata karena kalangan ini tidak mampu, tapi berkaitan dengan kurangnya edukasi mengenai pentingnya pemenuhan kebutuhan hunian alih-alih malah lebih fokus memenuhi kebutuhan lifestyle seperti pembelian produk konsumtif, traveling, dan sebagainya.

Menurut Corina Leyla Karnalies, Direktur Bisnis Konsumer Bank BNI, saat ini merupakan timing yang tepat untuk segera take action membeli produk properti karena situasi  pasar khususnya pada kuartal 1-2 ini tengah melambat. Data Bank Indonesia (BI) menyebut, index harga properti residensial tengah menurun sekitar 1,68 persen sejak kuartal keempat 2019 sebesar 1,77 persen dan terus berlanjut hingga kuartal kedua 2020.

“Harga properti saat ini tengah rendah dan ini didukung dengan banyak kemudahan dari perbankan. Tapi tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan karena membeli properti menggunakan KPR itu membutuhkan waktu jangka panjang bisa belasan hingga puluhan tahun karena itu tetap harus diperhatikan betul kemampuan mencicil kita,” ujarnya.

Corina memberikan beberapa panduan untuk memudahkan milenial dengan pembiayaan produk propertinya. Misalnya, jangan terjebak pada promo suku bunga yang murah karena promo ini berbatas waktu umumnya untuk periode 1-3 tahun pertama dan selanjutnya akan dikenakan suku bunga floating (mengambang) sesuai kondisi pasar. Kemampuan mencicil harus berdasarkan patokan suku bunga floating dan bukan suku bunga promo.

Apabila mengalami kesulitan untuk penyediaan uang muka (depe), cari bank yang menawarkan depe ringan. Bisa juga ditanyakan kepada pengembang apakah memililiki program mencicil depe sehingga bisa memudahkan kita terlebih dulu mencicil selama 2-3 tahun baru kemudian dilanjutkan dengan cicilan KPR bank.

Patokan kemampuan mencicil yang harus diperhatikan standarnya adalah 30 persen dari penghasilan, bisa sendiri maupun bersama pasangan (double income). Jangan memaksakan porsi ini untuk mencicil properti karena dampaknya akan memengaruhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Manfaatkan juga penawaran maupun fitur khusus yang fleksibel yang saat ini banyak ditawarkan bank. Misalnya, opsi grace period selama jangka waktu tertentu sehingga cicilan menjadi lebih ringan dan milenial masih bisa memenuhi kebutuhan lifestyle-nya seperti hangouttraveling, ganti gadget, dan sebagainya.

“Terakhir yang juga penting diperhatikan, membeli produk properti itu tidak terlepas dari biaya maupun pajak-pajak ikutannya. Karena itu siapkan dana tambahan untuk biaya-biaya KPR sekitar 3-5 persen dari nilai plafon kredit yang disetujui bank. Beberapa biaya lain yang harus diperhatikan yaitu biaya provisi, biaya administrasi, biaya asuransi, dan sebagainya,” ungkapnya.