Polda Banten Catat 139 Rumah Rusak Akibat Gempa

Headline, Nasional057 views

Inionline.id – Kepolisian Daerah Banten mencatat gempa magnitudo 6,9 pada Jumat (2/8) malam mengakibatkan 139 unit rumah warga rusak. Kabid Humas Polda Banten Komisaris Besar Pol Edy Sumardi menyebut, jumlah kerusakan rumah itu berdasarkan data terakhir yang masuk ke pihaknya pada Sabtu (3/8) pukul 17.00 WIB.

Edy menambahkan dari jumlah kerusakan rumah akibat gempa itu, rinciannya rusak ringan 121 unit dan rusak berat 18 unit. Kemudian bangunan lain yang turut rusak, yakni lima masjid dan satu Gelanggang Olahraga (GOR).

Edy menjelaskan lebih detail, kerusakan rumah tersebar di wilayah Pandeglang sebanyak 103 unit, dengan kondisi rusak berat 13 unit dan rusak ringan 90 unit. Lalu untuk masjid empat unit rusak ringan. Kemudian pondok pesantren satu unit rusak ringan.

“Ada juga bangunan madrasah Ibtidaiyah satu unit rusak ringan dan Sekolah Dasar (SD) satu unit rusak ringan,” kata Edy.

Kemudian di wilayah Lebak dengan 31 unit rumah rusak, diantaranya rusak berat lima unit dan rusak ringan 26 unit. Lalu masjid dua unit dan Gedung Olah Raga satu unit.

Sementara di Serang lima unit rusak ringan. Selanjutnya, di Cilegon satu masjid rusak ringan.

Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) korban tewas saat gempa Banten berkekuatan 6,9 magnitudo, Jumat (2/8) lalu bertambah dari empat orang menjadi lima orang.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo, tak ada korban yang meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan.

“Di Kabupaten Pandeglang ada satu orang meninggal dunia atas nama Bapak Sain, 40 tahun, beralamat di Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur. Korban mengalami kepanikan di kebun saat gempa bumi,” kata Agus.

Kemudian di Kabupaten Lebak, Banten, ada dua orang meninggal dunia. Korban pertama adalah perempuan 48 tahun bernama Sarinah yang terkena serangan jantung saat berlari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.

Begitu pula Salam, warga Lebak berusia 95 tahun yang meninggal saat mengungsi ke tempat aman.

Kemudian korban tewas di Kabupaten Sukabumi sebanyak dua orang. Ajay, pria berumur 58 tahun, meninggal dunia karena terpeleset saat mengungsi di rumah saudaranya.

“Dan atas nama Ruyani, 35 tahun, laki-laki, Desa Mekarmukti Kecamatan Waluran. Korban terkena serangan jantung saat gempa susulan,” ujar Agus.

Selain korban tewas, BNPB mencatat ada 1.050 orang mengungsi saat gempa terjadi. Warga yang mengungsi ada di daerah Banten dan Lampung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *