Ketua DPD Minta Pemerintah Pahami Keinginan Warga Papua

Headline, Politik057 views

Inionline.id – Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang meminta pemerintah memahami keinginan warga Papua, untuk menghentikan dan menyelesaikan peristiwa kericuhan kemarin. Oesman menilai kericuhan itu tidak perlu terjadi bila semua pihak menahan diri.

“Saya pikir memang sebagai pimpinan kita harus memahami betul kejadian dan tidak cepatĀ  mengambil suatu kesimpulan atau keputusan yang menimbulkan reaksi reaksi yang tidak enak,” ujar Oesman saat ditemui wartawan.

Pria yang kerap disapa OSO ini menyebut, kericuhan yang terjadi di Papua serta sejumlah daerah lainnya adalah peringatan bagi seluruh pihak. Bahwa dalam setiap langkah, pemerintah harus sensitif dan berhati-hati dalam mengambil kebijakan terkait Papua.

OSO menilai warga Papua sudah mulai memahami keadaan dan mulai mendinginkan kepala yang ditandai dengan berhentinya demo. Untuk itu, kata OSO, pemerintah juga harus memahami apa yang diinginkan warga Papua.

“Kita (pemerintah) juga harus pahami apa yang mereka inginkan, sama sama harus kita selesaikan dengan kepala dingin, sejuk dan menyejukan, karena ini bangsa indonesi. bangsa indonesia ini seluruhnya sama yang harus kita atasi bersama,” ujar poltikus Hanura itu.

OSO meminta semua pihak menyadari bahwa semuanya adalah anak anak bangsa yang harus memahami dan tidak mencoba justru mempertajam kericuhan. Dengan kepala dingin, seluruh pihak diminta memahami permasalahan secara bijak.

Sehingga persatuan dan kesatuan antar sesama anak bangsa tetap terjaga. “Ini harus kita tangani secara utuh, bijak, dan bijaksana,” ucap OSO.

OSO juga berpesan kepada pers agar bertanggunghawab dan bijak untuk tidak membakar bakar masalah ini sehingga menimbulkan emosi emosi yang bisa menimbulkan kerawnanan. OSO memohon kepada pers untuk menyampaikan pemberitaan yang menyejukan.

Sebelumnya, kericuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat bahkan merembet ke daerah lain seperti di Sorong. Sejumlah kantor pemerintahan mengalami kerusakan. Kericuhan ini disinyalir terjadi lantaran adanya tindakan rasisme aparat dan ormas pada warga Papua di Surabaya, dan beberapa daerah lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *