Kementan Lepas Ekspor Bawang Merah dan Jahe dari Surabaya

Ekonomi157 views

Inionline.id – Kementerian Pertanian (Kementan) kembali melepas ekspor bawang merah dan jahe di Kantor CV. Bawang Mas 99, Jalan Kalianak, Surabaya, Selasa (16/7). Bawang merah yang diekspor kali ini seberat 1.000 ton dan jahe seberat 500 ton.

Bawang merah tersebut dilepas untuk diekspor ke Singapura, Malaysia, Fililina dan Thailand. Sementara Jahe, diekspor ke Bangladesh.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi mengatakan, ekspor ini merupakan salah satu bukti untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu, kata Suwandi, ekspor tersebut diharapkan mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekspor.

“Ekspor dan investasi harus didorong penuh agar pertumbuhan ekonomi semakin kuat dan masyarakat semakin sejahtera,” kata Suwandi.

Suwandi mengatakan, pada 2017, Indonesia mulai mengekspor bawang merah ke beberapa negara tetangga, yang jumlahnya mencapai 7.750 ton. Angka ini naik 93,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian produksi bawang merah nasional pada 2018 mencapai 1,5 juta ton atau naik 2.04 persen dari tahun 2017 yang hanya 1,47 juta ton.

Suwandi juga mengungkapkan data kenaikan ekspor jahe. Pada Januari hingga Mei 2018, ekspor jahe Indonesia sebanyak 1.400 ton. Kemudian pada Januari hingga Mei 2019 naik menjadi 1.543 ton atau naik 10,2 persen.

Suwandi mengaku, pihaknya sudah mengekspor bawang merah ke 11 negara, dan jahe ke 26 negara. Adapun 11 negara tujuan ekspor bawang merah yakni Jepang, Hongkong, Taiwan, Thailand, Singapore, Filipina, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, UK, Netherlands.

Perwakilan dari CV. Bawang Mas 99 selaku eksportir, Aman Buana Putra mengatakan, ekspor 1.000 ton bawang merah ini merupakan bukti nyata produksi bawang merah yang dihasilkan petani surplus. Pada 2017 dan 2018, CV. Bawang Mas 99 telah mengekspor 1.000 hingga 2.000 ton bawang merah per tahun ke beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

“Bawang merah ini dihasilkan petani dari Probolinggo, dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Jahe pun dihasilkan petani di Ponorogo dan Probolinggo. Kami beli dengan harga yang menguntungkan petani,” kata Aman.

Aman optimistis, ke depan volume ekspor bawang dan jahe semakin bertambah. Apalagi jahe termasuk komoditas hortikultura bernilai ekonomi cukup tinggi sebab memiliki banyak manfaat. Mulai sebagai bahan baku pembuatan minuman penghangat, bumbu dapur, penambah rasa atau penyedap makanan, hingga bahan baku herbal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *