BKPM: Investasi Tumbuh 13,7 Persen pada Kuartal II 2019

Ekonomi057 views

Inionline.id – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi untuk periode kuartal kedua tahun ini mencapai Rp 200,5 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 13,7 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2018.

Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani menyebutkan total investasi itu menyumbang 25,3 persen terhadap target tahun 2019, yaitu sebesar Rp 792 triliun. “Capaian investasi periode ini berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 255.314 orang,” tuturnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (30/7).

Selama kuartal kedua tahun ini, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 95,6 triliun atau naik 18,6 persen secara year on year (yoy). Sementara itu, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 104,9 triliun, naik 9,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Dengan total itu, 141.153 orang terserap pada proyek PMDN dan 114.161 orang pada proyek PMA.

BKPM juga mencatat realisasi investasi (PMDN dan PMA) selama periode kuartal kedua tahun ini didominasi proyek dengan lokasi di Jawa Barat. Nilainya adalah Rp 31,4 triliun atau berkontribusi 15,6 persen. Sementara itu, DKI Jakarta  berkontribusi Rp 29,8 triliun atau 14,9 persen dari total.

Berdasarkan sektor usaha, Farah menyebutkan, realisasi investasi kuartal kedua didominasi transportasi, gudang, dan telekomunikasi. Nilainya adalah Rp 34,5 triliun atau 17,2 persen dari total. Sektor listrik, gas dan air dengan besaran Rp 23,7 triliun (11,8 persen) ada di posisi berikutnya.

Dari beberapa negara, Singapura masih menjadi investor terbesar Indonesia, yaitu hingga 1,7 miliar dolar AS atau 24,5 persen. Jepang berada di posisi kedua adalah 1,2 miliar dolar AS atau 17,5 persen dan China di posisi berikutnya. “Nilai investasi China 1,1 miliar dolar AS, atau 16,2 persen,” kata Farah.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, apabila dicermati angka realisasi kuartal kedua, terjadi pertumbuhan 2,8 persen dibanding dengan kuartal pertama tahun ini. Meski kecil, pertumbuhan ini mengindikasikan adanya peluang peningkatan realisasi investasi.

Thomas menyebutkan, pertumbuhan ini didukung dari kondisi politik Indonesia yang semakin stabil pasca Pemilu. “Tentunya tidak lepas dari kondisi politik dalam negeri yang semakin stabil setelah penetapan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 – 2024,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *