Rupiah Menguat Tipis ke Rp14.190 Per Dolar AS

Ekonomi357 views

Inionline.id – Nilai tukar rupiah pada perdagangan awal pekan ini berada di level Rp14.190 per dolar AS. Posisi tersebut menguat 0,06 persen dibanding perdagangan akhir pekan lalu yang di Rp14.199 per dolar AS.

Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong dan dolar Singapura menguat 0,01 persen, sementara peso Filipina menguat 0,02 persen, baht Thailand menguat 0,07 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,16 persen.

Sementara itu, terdapat pula mata uang Asia yang melemah seperti ringgit Malaysia sebesar 0,03 persen dan yen Jepang sebesar 0,03 persen. Di sisi lain, pergerakan mata uang negara maju terbilang bervariasi, di mana euro melemah 0,01 persen terhadap dolar AS namun poundsterling Inggris menguat 0,03 persen dan dolar Australia menguat 0,11 persen.

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah di pagi ini merupakan imbas dari hasil rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada Jumat (26/4) malam.

Dari hasil tersebut, memang pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I 2019 terbilang 3,2 persen atau lebih tinggi dari ekspektasi 2,2 persen. Namun, hal ini tidak sejalan dengan inflasi inti AS yang mencatat pelemahan dari 1,8 persen secara tahunan di kuartal IV 2018 menjadi 1,3 persen secara tahunan di kuartal I 2019.

Melihat data ini, tentu pelaku pasar belum sepenuhnya percaya dengan perbaikan ekonomi AS. Sehingga The Fed kemungkinan belum akan menaikkan suku bunga acuannya, Fed Rate.

“Momentum hari ini tentu merupakan kelanjutan dari pekan kemarin, sehingga rupiah masih akan dipengaruhi oleh PDB AS. Hari ini, rupiah akan berada dalam kisaran Rp14.150 per dolar AS hingga Rp14.220 per dolar AS,” jelas Ariston.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan saat ini pelaku pasar tengah menanti rilis defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal I, mengingat Bank Indonesia optimistis defisit transaksi berjalan akan membaik ketimbang kuartal IV lalu yang mencapai 3,57 persen dari PDB.

Meski demikian, pelaku pasar juga khawatir dengan defisit transaksi berjalan pada kuartal II seiring peningkatan impor jelang Ramadhan dan kebutuhan valas korporasi untuk pembayaran utang, dividen, dan sebagainya.

“Sehingga pada hari ini rupiah masih ada kemungkinan melemah dan ditransaksikan di level Rp14.142 hingga Rp14.230 per dolar AS,” jelas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *