Seorang Perempuan Calon Pendeta Diperkosa Dan Dibunuh Di Dalam Kebun Sawit

Inionline.id – Perempuan calon pendeta diperkosa dan dibunuh oleh dua pria bernama Nang (20) dan Hendri (18). Awalnya, calon pendeta datang bersama gadis kecil 9 tahun. Gadis itu dipukul hingga pingsan.

Hal ini diceritakan Nang dan Hendri di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Selatan, Kamis (28/3/2019). Dia menceritakan peristiwa keji yang terjadi di kebun sawit Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Nang dan Hendri mengadang si calon pendeta yang berjalan bersama anak kecil usia 9 tahun. Mereka berdua menggunakan penutup wajah atau topeng dan memalangkan kayu di tengah jalan.

Melihiat situasi di depannya, si calon pendeta dan anak kecil itu sempat berencana memutar balik, tapi keburu ditangkap pelaku dan langsung disekap.

Sekitar hampir 20 menit korban dicekik dan mulut ditutup, korban pun tewas di lokasi. Selanjutnya korban yang masih anak dipindahkan dekat calon pendeta dalam kondisi pingsan.

“Kami langsung tarik mereka ke dalam kebun sawit, yang anak kecil ini nangis terus dan memberontak. Terus dipukul sama Hendri sampai pingsan,” kata Nang.

Dalam kondisi pingsan, si korban anak kecil ditinggal. Selanjutnya sang calon pendeta dibawa ke area semak-semak. Tangan korban diikat dengan karet ban.

Nang menjelaskan, perempuan itu terus memberontak. Korban sedang haid. Nang mengaku tidak berhubungan alat kelamin namun tetap melecehkan korban. Rudapaksa berlangsung, dan anak kecil masih pingsan. Perempuan terus memberontak.

“Sempat korban ini teriak minta tolong ‘tolong jangan bunuh aku’ sambil terus manggil-manggil nama anak kecil itu dua kali. Tetap kami cekik lehernya sampai meninggal,” kata Nang yang diaminkan oleh Hendri.

Menurut penuturan warga bernama Arisman Manao, pukul 22.00 WIB bocah berusia 9 tahun itu sadar. Dia pun melepaskan tali yang mengikat dua tangannya dalam kondisi gelap gulita.

Sang bocah lalu berlari ke rumah melewati perkebunan sambil terus menangis. Jarak dari lokasi ke rumahnya diperkirakan sekitar 1 KM lebih dan tidak ada permukiman warga.

“Sekitar pukul 22.00 WIB, anak ini sampe rumah. Dia bilang ‘Tante diculik di kebun’ sama orang tuanya dan bilang sempat di ikat juga dia,” kata salah seorang warga, Arisman Manao.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *