Bantuan Sosial Pemerintah Bukanlah Warisan Seumur Hidup

Jakarta, IniOnline.id – 3 Juli 2018 – Bantuan sosial yang digulirkan pemerintah bukanlah warisan yang bisa dinikmati seumur hidup, dengan bantuan yang mereka terima diharapkan segera keluar dari kondisi kemiskinan.

Saidah Banjariah warga Pademangan Barat, Jakarta Utara merupakan salah satu contoh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah berhasil keluar dari kemiskinan. “PKH bukan warisan seumur hidup,” ucap Saidah pada Kegiatan Bimbingan Pemantapan SDM Pelaksana PKH 2018 di Jakarta, Sabtu, 30 Juni.

Saidah sadar bahwa PKH bukanlah warisan seumur hidup, itu adalah bantuan pemerintah, dan kita tetap harus bekerja keras untuk merubah hidup kita sendiri. Itulah mengapa ia berpesan jangan menggantungkan hidup ke orang lain, tapi kita lah yang menentukan nasib hidup kita sendiri.

Keterbatasan ekonomi tidak menjadi alasan Saidah dan keluarga untuk melangkah maju. Baginya pendidikan anak adalah nomor satu.

Selama 10 tahun Ia mendapat bantuan PKH. “Anak masih kecil-kecil, masih butuh biaya untuk keperluan sekolah semua, sedangkan penghasilan msih tidak menentu saat itu. Penghasilan dari warteg belum seberapa. Saya sangat terbantu dengan adanya bantuan sosial PKH,” terangnya.

Namun seiring waktu, usaha wartegnya mulai berkembang, dan satu persatu anak-anaknya berhasil mendapat jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Terbukti 3 anaknya saat ini mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi, bahkan sudah ada yang menjadi sarjana.

Dengan tekad untuk lebih mandiri, awal tahun 2018, Ia memutuskan untuk keluar dari penerima bantuan sosial PKH.

Saidah yang hanya tamatan SMA, berusaha untuk tidak pernah menyerah dan mencoba selalu kreatif melihat peluang usaha.

“Sempat merasa capek, namun berkat dorongan dan motivasi Pendamping PKH serta kawan-kawan di Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) juga, saya semangat lagi. Makanya saya mencoba selalu hadir pada saat pertemuan rutin,” terang Saidah.

Banyak ilmu yang didapatkan. P2K2 tempat bertukar pikiran dan selalu menjadi pemacu semangat saya agar ekonomi keluarga kami bisa lebih baik dan mandiri.

“Mau sampai kapan menggantungkan hidup pada pemerintah? Anak-anak kan harus tetap sekolah. Kalau bisa, sekolah setinggi-tingginya sesuai keinginan mereka masing-masing,” ucapnya lagi.

Alhamdulillah warteg yang dulu awalnya hanya mampu menjual beberapa menu, kini sudah berkembang. Bahkan cukup terkenal di Pademangan Barat dengan sebutan Warteg Bu Ida.

Saat ini, ia sudah mempekerjakan beberapa karyawan di warteg, “siapa tahu dengan bekerja disini, sedikit bisa membantu meringankan keluarga lainnya yang kurang mampu,” harapnya.

“Ini bukan sombong, tidak ada niatan sombong sama sekali. Justru ini sebagai salah satu cara saya bersyukur pada Allah.” katanya. (kemsos/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *