Anggaran Sebesar Rp4,5miliar Untuk Bantuan Program Pengabdian Kepada Masyarakat

Tangerang, IniOnline.id – Dana bantuan Program Pengabdian kepada Masyarakat bagi dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) siap dikucurkan. Tahun 2018, Kementerian Agama telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp4,5miliar untuk bantuan program pengabdian kepada masyarakat.

Hal ini terungkap dalam “Temu Konsultasi Jaringan Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Ilmiah” yang digelar Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) di Jakarta.  Acara yang diikuti para dosen utusan dari PTKI se-Indonesia calon penerima dana bantuan ini berlangsung tiga hari, 22 – 24 Mei 2018. Hadir juga, Direktur Diktis Prof. Dr. M. Arskal Salim dan Kasubdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Suwendi, M.Ag.

Dirjen Pedidikan Islam  Kamaruddin Amin meminta kualitas pengabdian kepada masyarakat terus ditingkatkan agar dapat merespon kebutuhan masyarakat yang selalu dinamis.

“Kita memiliki banyak hasil penelitian, temuan, namun belum terpublikasi dengan baik. Maka dari itu, kita harus dapat mengelola pengetahuan kita. Knowlegde management agar apapun yang kita dampingi, teliti, dan kita lakukan dapat menjadi inspirasi untuk orang lain serta dapat memberi manfaat lebih banyak lagi,” ujarnya di Jakarta, Selasa (22/05).

Kepada para calon penerima bantuan, Direktur Diktis Arskal Salim mengingatkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus menjunjung aspek kualitas. Hal itu dapat diukur dari sejauhmana dampak program terhadap masyarakat. “Semakin lama efek tersebut membekas maka semakin baik kualitasnya,” ujarnya.

Para dosen PTKI penerima bantuan adalah mereka yang telah mengirim proposal dan dinyatakan lolos seleksi pada tahun 2017. Proses pendampingan mereka akan terbagi dalam beberapa klaster, yaitu: pondok pesantren, madrasah, masjid, komunitas, dan service learning.

“Semua pendampingan itu dalam rangka penguatan moderasi Islam bersama masyarakat grass root,” kata Kasubdit Penelitian dan  Pengabdian kepada Masyarakt Suwendi.

Menurut Kasi Penelitian Mahrus, pembagian klaster tersebut berbasis pada hasil riset awal yang dilakukan oleh para dosen PTKI. “Saat ini, pengabdian kepada masyarakat didorong harus berbasis riset. Dalam konteks itu diharapkan mampu lebih punya perspektif keilmuan dalam pendampingannya,” ujarnya.

Kegiatan ini dipandu juga oleh para Kasi di Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber dari praktisi community development, yaitu Ahmad Mahmudi dan Marzuki Wahid. (kemenag/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *