Hari Penyiaran Nasional Tahun 2018 pada Hari Minggu (1/4) dilaksanakan di provinsi Sulawesi Tengah

PALU, IniOnline.id – Hari Penyiaran Nasional Tahun 2018 pada hari Minggu (1/4) dilaksanakan di provinsi Sulawesi Tengah. Mengawali kegiatan tersebut digelar jalan sehat yang dilepas oleh gubernur Sulawesi Tengah Drs. H Longki Djanggola, M Si di halaman Pogombo kantor gubernur Sulawesi Tengah.

Sekretaris daerah provinsi Drs. H Mohamad Hidayat Lamakarate, M Si mengungkapkan rasa bangga dan terimakasih atas terselenggaranya hari penyiaran nasional yang dilangsungkan di Palu, Sulawesi Tengah. Ia mengatakan bahwa stigma negatif yang dahulu melekat di daerah ini sudah tidak lagi ada. Sulawesi Tengah saat ini adalah daerah yang indah dan aman.

“Terimakasih kepada Komisi Penyiaran Indonesia, Selamat datang kepada KPID se-Indonesia semoga kami dapat memberikan yang terbaik, kepada warga Sulawesi Tengah mari kita tunjukan kepada dunia bahwa Sulawesi Tengah merupakan propinsi yang aman, di propinsi ini memiliki 4 dimensi indah yang memiliki laut, gunung, lembah dan sungai yang membelah kota Palu,” terang Sekda Hidayat.

Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, S Stat., MBA mengatakan 56 persen dari 153 juta pengguna internet di Indonesia adalah kaum muda. Jumlah tersebut menurutnya sangat besar. Dan memiliki dampak yang juga luas.

Lebih dari setengah jumlah pengguna tersebut mempunyai intensitas yang sangat tinggi. Dan fenomena yang memang nyata menjangkiti kaum muda adalah mereka selalu memiliki kecenderungan menyebarkan segala segala aktifitas kesehariannya di media sosial. Guna menunjukan eksistensinya.

Rudiantara berpesan kepada sejumlah peserta jalan sehat yang juga mayoritas usia belia agar dapat bijak menggunakan internet, khususnya media sosial. Sebelum menyebarkan sebuah berita harus dilihat kebenarannya.

“153 juta penduduk yang menggunakan internet 56% adalah masyarakat muda. Yang selalu menggunakan internet dengan intensitas yang sangat tinggi. Dari bangun tidur sampai mau tidur bahkan hp tidak jauh dari kepala kita. Jangan kita sekali-sekali menyebarkan konten yang negatif. Apa itu konten negatif, informasinya belum tentu benar. Di Islam kalau ragu akan sesuatu hal mengenai kebenarannya dianjurkan untuk Tabayyun. Konfirmasi cek kebenarannya,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menerangkan jika informasi yang disebarkan adalah sebuah kebenaran akan tetapi pihak lain, sesuai info tersebut tidak menyukainya sama dengan ghibah. Apalagi menurutnya, jika info tersebut adalah sebuah kebohongan. Adalah dosa fitnah. “kalau ada yang begitu-begitu delete aja buang-buang pulsa. Biasanya konten hoax diawali dari kamar sebelah, kedua mengatasnamakan golongan tertentu, apakah suku, agama, ras. Ketiga biasanya dibawahnya ada kata-kata Ayo viralkan, kalau ada yang begitu dipikirin lihat dulu isinya,” kata Menkominfo.

Menteri Kominfo juga memprediksi kedepan, sebuah perusahaan yang akan merekrut karyawan tidak hanya meminta persyaratan administratif saja, akan tetapi di masa yang akan datang sebuah perusahaan akan melihat rekam jejak seseorang dari media sosial yang dimilikinya. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan. “Kalau tercatat tukang kirim Hoax tidak akan diterima oleh perusahaan. Setelah kembali ke rumah nanti kita harus punya prinsip ponsel saya tidak digunakan untuk hal negative,” tandasnya.(kemendagri/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *