Berkah Peluncuran Buku Sima Ke 152, Qosim Berangkat Umrah

Ciputat-inionline.id-Salahsatu audiensi pada Peluncuran Buku Filsafat Cinta Dari Ranah Minang mendapatkan berkah diberangkatkan umrah oleh penulis, dikarenakan berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan saat peluncuran di Kafe Coffe Kuy, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel). Kamis (11/05/17).

Pada agenda peluncuran buku tersebut, turut dihadiri para aktifis mahasiswa Ciputat, dan juga aktifis HMI, dan KOHATI PB HMI. Adapun dari narasumbernya dihadiri oleh Titin Kholawiyah, Aktifis Perempuan dari Serang, Dan Sulaiman, sastrawan muda dari UIN Jakarta yang turut memeriahkan acara tersebut.

Sima, Penulis Buku Filsafat Cinta Dari Ranah Minang menjelaskan, Landasan nilai dari buku tersebut menguak kultur dan budaya yang dibawa oleh tokoh-tokoh dari Minang seperti Moh. Hatta, Hamka, Marah Rusli, dan tokoh lainnya yang ikut dalam pembangunan NKRI, karena cintanya terhadap Indonesia.

“Walaupun saya bukan berasal dari minang tapi saya cinta dengan kultur dan budaya minang,” ujar Sima biasa disapa Ka Gus, yang kini sudah menyelesaikan buku karyanya yang ke 152.

Isi dari buku yang dilaunching tersebut, mengisahkan tentang tokoh-tokoh dari Minang yang berjuang melawan penjajahan, selain itu juga menjelaskan tentang adat budaya suku Minang yang menjadi ciri khas di kepulauan Sumatra ini.

Titin Kholawiyah salah satu narasumber dari aktifis perempuan turut menambahkan, bahwa Buku Filsafat Cinta Dari Ranah Minang
Buku ini mengisikan tentang tokoh-tokoh besar yang berasal dari minang yang turut memberikan cintanya kepada tanah air Indonesia.

“Jadi apabila ingin mengetahui kultur dan budaya Minang Cukup untuk membaca buku ini, pastinya akan mewakili pengetahuan kita terhadapnya,” ujar Titin yang juga Presidium KAHMI di Serang, Banten.

Berbeda dari yang lainnya Sulaiman, memandang buku Filsafat Cinta Dari Ranah Minang dari segi kesastraan dan politiknya, bahwa selain menguak kultur dan budaya, bahwa para tokoh-tokoh dari Minang salah satunya Marah Rusli karyanya tentang Siti Nurbaya, bukan hanya mengisahkan tentang pernikahan Paksa. Melainkan untuk memberontak dengan sistem-sistem yang diterapkan pada masa penjajahan dulu.

“Secara garis besar bahwa dari segi kesastraan dan budaya, ada sikap yang di tonjolkan dari Marah Rusli lewat tulisannya yaitu pemberontakan terhadap sistem dan hukum yang ada,” terang Sulaiman saat menjelaskan tokoh-tokoh penulis dari Minang.

Perlu diketahui yang mendapatkan hadiah umrah karena berhasil menjawab dari pertanyaan penulis, Qosim Rohman, salah satu kader HMI Ciputat yang menjadi audiens pada saat acara peluncuran buku tersebut. Dan ia akan diberangkatkan setelah idul adha lusa. (DH)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *