AUSTIN, TEXAS — Bintang film, musisi, pendiri perusahaan rintisan dan para pelaku bidang kreatif termasuk di antara mereka yang berkumpul di Austin, Texas, pekan ini, sebagai bagian dari Konferensi dan Festival South by Southwest. Acara yang dikenal dengan julukan SXSW ini kini memasuki tahun ke-31. Dan untuk pertama kalinya, festival internasional ini diikuti oleh Indonesia yang menggelar pameran khusus yang diberi nama ‘Archipelageek.’
Di paviliun Indonesia ini, para pengunjung yang berasal dari seluruh dunia bisa mengenal sejumlah perusahaan kreatif dan perusahaan rintisan (startup) Indonesia yang menampilkan produk-produk mereka yang revolusioner. Salah satunya adalah Go-Jek, perusahaan rintisan penyedia layanan transportasi ojek di Indonesia. Kepala pemasarannya, Piotr Jakubowski hari Sabtu (11/03) menjadi pembicara seminar “Think & Act Local: Out-Innovating Global Competition.”
Ada juga Avani, bisnis asal Bali yang menciptakan plastik yang terbuat dari singkong. Produk buatan perusahaan yang baru berusia tiga tahun ini mudah terurai atau biodegradable dan bahkan, menurut mereka, aman diminum.
Perusahaan Indonesia lain yang ikut terlibat dalam SXSW adalah Slingshot, yang menciptakan berbagai produk realitas tertambah dan realitas maya (AR/VR). Salah satu inovasi terbarunya adalah MindStores yang memungkinkan pengguna memiliki toko virtual dengan modal ringan, dan mendapatkan komisi dari setiap transaksi.
CEO Slingshot Daniel Surya mengatakan kepada VOA ia ingin mengambil peluang baru lewat perhelatan internasional sebesar SXSW ini.
“Kita tidak mau hanya pameran saja, kita ingin buka akses ke new partners, new clients, kebetulan SXSW besar banget, everybody maunya ke situ. Hopefully bisa lihat beberapa prospektif collaboration juga. Selain daripada kita sudah melakukan kerja sama di Silicon Valley, it’s good untuk menambah akses melalui acara SXSW,” papar Daniel.
Pameran “Archipelageek” di SXSW juga diikuti perusahaan rintisan dan perusahaan akselerator lain yaitu Digital Happiness, Happy5, Kostoom, Kuassa, Qlue, Anymo, Kaskus, Blibli, dan PicMix. Selain itu kelompok musik Lightcraft juga dijadwalkan tampil.
Paviliun Indonesia pertama ini digagas oleh Badan Ekonomi Kreatif. Bekraf berperan sebagai pihak yang memilih para peserta yang memenuhi kriteria yang ditetapkan komite SXSW, memfasilitasi keberangkatan dan membangun stan-stan.
Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Simandjuntak, berbicara dari Austin kepada VOA mengatakan banyak pengunjung yang terkejut melihat kehadiran produk-produk Indonesia.
“Mereka surprised bahwa produk-produk yang ditampilkan cukup advance. Apalagi mereka mengenal Indonesia bukan sebagai produk interactive, apps, mereka masih melihat imej Indonesia masih tradisional dan mereka sangat surprised sekali. Booth ramai terus!,” tutur Joshua.
Namun Joshua belum bisa memastikan apakah Indonesia akan berpartisipasi secara rutin ke depannya.
“Kita tidak mau ikut pameran karena latah. Semua harus berdasarkan evaluasi. Apa yang tercapai… berdampak atau tidak bagi perusahaan yang hadir di sini? It all depends on the impact of SXSW this year,” imbuhnya.
Festival dan Konferensi South by Southwest telah berlangsung sejak tahun 1987 di Austin, Texas dan telah mempengaruhi budaya dan masa depan industri teknologi dan hiburan. SXSW tahun ini berlangsung pada tanggal 10-19 Maret, dan diperkirakan diikuti lebih dari 80.000 peserta. (an/voa)