Diduga Teroris Bachrumsyah Tewas, Berdampak Apa Terhadap Jaringan ISIS di Indoesia

Inionline.id – Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Ridwan Habib menyatakan bahwa kabar tewasnya Bachrumsyah atau Abu Muhammad al Indonesi bisa dipastikan kebenarannya.

Selan diberitakan di situs Al Masdar News, kabar tersebut juga muncul di Anmaq Agency yang, menurut Ridwan, adalah kantor berita ISIS.

“Di situ ada video, di situ ada foto. Verifikasinya yang bisa kita lakukan ya hanya dari video, dari foto itu, karena kita tidak punya akses on the ground yang bisa memverifikasi fisik orangnya,” kata Ridwan.

Dari foto dan video tersebut, Ridwan meyakini bahwa Abu Muhammad al Indonesi adalah Bachrumsyah.

Namun, kata Ridwan Habib, sejumlah orang Indonesia yang punya kontak dengan Suriah membantah kabar ini.

“Permasalahannya kan sekarang apakah bantahan ini adalah upaya pengelabuan informasi atau strategi mereka agar figur Bachrumsyah tetap hidup agar orang-orang di Indonesia ini tetap meyakini bahwa pimpinan mereka masih hidup, itu yang sulit sekali untuk dibuktikan,” kata Ridwan.

Dalam penilaian Ridwan, jika benar Bachrumsyah meninggal, maka ini akan dianggap sebagai ‘kehilangan besar’ bagi kelompok ISIS di Indonesia.

Abu Wardah Santoso

Menurut Ridwan, Bachrumsyah adalah perekrut handal yang sejak 2014 menjadi penghubung dann pembuka akses bagi orang-orang Indonesia yang akan ke Suriah .

Kabar tewasnya Bachrumsyah juga diyakini Ridwan dapat berpengaruh besar pada jaringan ISIS di dalam negeri.

“Apalagi setelah meninggalnya Salim Mubarok At-tamimi alias Abu Jandal Al Yemeni Al Indonesi dan Bahrun Naim yang sedang ‘dalam pelarian’,” kata Rdiwan Habib.

Jika Abu Jandal menguasai jaringan Indonesia Timur (Jawa Timur, Malang, NTB, Bima, Lombok), maka Bachrumsyah, menurut Ridwan, menguasai daerah Jabodetabek, dengan basisnya di Depok, Tangerang, Ciputat dan Tangerang Selatan.

“Kalau ia tewas, maka itu akan merusak semangat mereka-mereka yang mau berangkat ke Suriah,” kata Ridwan.

Meski begitu Ridwan juga mewaspadai adanya serangan balik di dalam negeri terhadap kelompok Syiah. Alasannya, kematian Bachrumsyah bisa dilihat “dalam konteks melawan pasukan Presiden Suriah, Bashar al Assad yang Syiah”.

Sementara itu, kepada wartawan, Kabid Humas Mabes Polri Boy Rafli Amar mengatakan sudah mendengar informasi soal tewasnya Bachrumsyah, namun belum bisa memastikan kebenarannya karena masih berusaha meminta konfirmasi pihak berwenang di Suriah.

Polri juga meminta bantuan Kementerian Luar Negeri untuk mendapatkan informasi tersebut.

“Jadi hari ini kami masih menunggu klarifikasi, pengecekan, jadi kami ingin dapatkan data yang valid dulu,” ujar Boy.

Bachrumsyah sebelumnya dikabarkan tewas pada Senin, 13 Maret 2017. Menurut laporan kantor berita Al-Masdar News, pria asal Indonesia itu meninggal akibat kendaraan penuh bahan peledak yang ditumpangi menuju unit Angkatan Bersenjata Suriah di Palmyra meledak sebelum tiba di barak militer.

ISIS membenarkan kematian Bachrumsyah pada Selasa melalui media sosial. Namun, organisasi militan itu mengklaim bahwa serangan yang dilakukan oleh Abu Muhammad al Indonesi, sebutan Bachrumsyah itu sukses menghancurkan musuh mereka.

Bachrumsyah menjadi populer pada 2014 setelah muncul di siaran video untuk berpidato kepada kaum militan Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara lain agar bergabung dengan ISIS. (An/BBC)