Penolakan AS terhadap pilihan Sekjen PBB Antonio Guterres atas pilihannya untuk utusan berikut PBB di Libya telah menimbulkan kekecewaan.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan hari Senin ia kecewa atas penolakan Amerika terhadap pilihannya atas utusan berikut PBB untuk Libya.
Ia menyebut mantan perdana menteri Palestina Sallam Fayyad “orang yang tepat untuk jabatan yang tepat pada waktu yang tepat.”
Amerika Serikat menghambat pengangkatan Fayyad hari Jumat, dan dutabesar Amerika di PBB, Nikki Haley, mengatakan dalam sepucuk surat bahwa Amerika kecewa atas pemilihan Fayyad.
“Sudah terlalu lama PBB dengan tidak adil condong pada Penguasa Palestina dengan merugikan sekutu kami Israel,” kata Haley.
Libya telah mengalami kesulitan untuk mencapai kestabilan politik sejak penggulingan pemimpin Libya Moammar Gadhafi pada tahun 2011. Pemerintah yang didukung PBB beroperasi dari Tripoli, tetapi pemerintah tandingan yang berpusat di Tobruk tidak mengakuinya. Ketiadaan pemerintah yang kuat telah merusak usaha membangun kembali lembaga-lembaga seperti pasukan keamanan negara itu.
Guterres mengatakan hari Senin ketidak-bolehannya mengangkat Fayyad merugikan proses perdamaian dan rakyat Libya.
Fayyad yang berusia 64-tahun itu adalah ekonom yang berpendidikan barat yang pernah menjadi perdana menteri Palestina dari tahun 2007 sampai tahun 2013 dan juga sebagai menteri keuangan.
Amerika Serikat termasuk dalam minoritas anggota PBB yang tidak mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Secara resmi, Palestina adalah negara peninjau dan bukan anggota PBB. (VOA)