Dunia pendidikan sudah bertransformasi dengan mengedepankan teknologi selama beberapa tahun terakhir. Startup kini memberikan pengaruh dalam proses revolusi edukasi.
Laman Entrepreneur.com belum lama ini mengabarkan, beberapa situs e-learning sudah memiliki andil besar terhadap generasi penerus dalam proses belajar. Bahkan beberapa startup pengembang diprediksi akan menjadi masa depan perkembangan teknologi di masa depan.
Seperti yang dilakukan startup Studypool. Platform besutan Richard Werbe dan Jimmy Zhong tersebut berbentuk konsep belajar Microtutoring. Konsep belajar microtutoring menyederhanakan proses para siswa dalam menguasai materi pelajaran. “Microtutoring menggantikan cara belajar konvensional pada tempat bimbingan belajar,” kata Werbe yang juga Chief Executive Officer (CEO) Studypool.
Platform bisa diakses tanpa terikat waktu oleh siswa, berbeda ketika mereka belajar di tempat les. Untuk les di sebuah bimbingan belajar seorang siswa harus mendaftar dan menentukan jam belajar. Studypool membuat proses tersebut tidak ada. Studypool bisa disebut sebagai bimbingan belajar online dengan arahan para tutor. Sejak berdiri dua tahun lalu, Studypool sudah meraup pendanaan sekitar 2,3 juta dollar AS. Hingga saat ini sudah ada sekitar 4 ribu tutor yang lolos verifikasi.
Lain Studypool, lain pula Peergrade. Bila Studypool merupakan aplikasi bantuan untuk para siswa, Peergrade diperuntukan untuk guru atau dosen. Dirilis 2015 silam oleh tiga pendiri, Peergrade bertujuan untuk membantu pengajar memberikan umpan balik bagi para anak didiknya. Biasanya para pengajar cenderung terbebani banyak pekerjaan sehingga sulit mengevaluasi para siswa.
Peergrade memudahkan pengajar mencatat tugas dan penilaian siswa di dalam aplikasi. Hasil tersebut bisa dibaca siswa secara online sehingga lebih cepat sampai ke tangan siswa. Tahun lalu Peergrade mendapat pendanaan hingga 300 ribu dollar AS. Saat ini Peergrade sudah digunakan di beberapa universitas utama di Denmark, dan di negara tetangga lainnya. Respons para pengajar cukup positif. Sebab, selain belajar dari buku penilaian dan evaluasi juga berdampak baik bagi kemampuan akademis.
Pelajaran sejarah mungkin menjadi yang paling membosankan bagi siswa. Namun dengan aplikasi Time Machine Tour buatan Kyle Hudson, sejarah tak lagi membosankan. Aplikasi pada perangkat iOS tersebut bisa membawa siswa pada peristiwa masa lampau. Salah satunya dengan mengakses lokasi foto dari pelajaran sejarah. Siswa cukup masuk ke dalam aplikasi Time Machine, dan melihat lokasi bersejarah dalam bentuk Augmented Reality (AR). Time Machine hanya bisa diakses di beberapa lokasi, yakni New York, Philadelphia, Chicago, dan Washington DC.
Startup pengembang ClassTag membuat aplikasi yang memudahkan hubungan antara orang tua dan guru. Selama ini orang tua yang super sibuk jarang sekali mengikuti kegiatan komunitas orang tua siswa. Melalui ClassTag, para guru bisa memberikan informasi mengenai acara atau kegiatan seputar komunitas orang tua siswa. “Platform ini membantu guru meningkatkan hubungan dengan orang tua siswa,” ujar Founder ClassTag Vlada Lotkina. Melalui aplikasi, orang tua siswa yang sering tidak hadir acara komunitas bisa tetap berpartisipasi. (Al)
Sumber : Republika