KUDUS – Ratusan siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Kudus tampak ceria dan gembira bermain di pendopo Kabupaten Kudus, Rabu (1/2). Mereka dengan bebas bisa bermain di halaman belakang pendopo yang menyatu dengan rumah dinas Bupati Kudus ini. Bahkan mereka bisa menikmati buah rambutan yang tumbuh di halaman belakang tersebut.
Seperti yang dikabarkan suaramerdeka.com, kamis (2/2), Bupati Kudus H. Musthofa, mengajak mereka masuk ke dalam rumah dinas Bupati Kudus. Anak anak itu sangat takjub dengan kondisi bangunan yang sudah ratusan tahun berdiri ini. Gebyok ukir berbahan kayu jati masih terjaga dengan baik. Anak-anak pun bisa masuk ruang kerja bupati.
Bupati Kudus mengatakan bahwa dirinya akan selalu menjaga warisan (heritage) budaya ini dengan baik. Bagaimana pun ini adalah sesuatu yang sangat mahal dan tidak bisa diukur secara nominal karena nilai hostorisnya.
”Heritage ini harus tetap ada dan terjaga dengan baik. Karena ini sangat bersejarah sebagai kebanggaan semua masyarakat Kudus,” kata Bupati pagi itu.
Selain itu, dirinya ingin anak-anak sejak dini dikenalkan dengan budaya Kudus. Maka menjadi sebuah kesempatan berharga bagi siswa-siswi SD tersebut pagi itu yang bisa mengenal secara langsung warisan bersejarah di Kudus itu.
”Kenali, cintai, Kudus. Alam, budaya, dan pariwisatanya. Salah satunya pendopo kabupaten ini,” pesan bupati yang sudah dua periode memimpin Kudus itu.
Merekalah yang nantinya bisa mewarisi dan akan meneruskan membangun Kudus, serta bisa menghargai warisan para pendahulu. Untuk bisa membangun Kudus lebih maju pada masa depan, modal awalnya harus bisa mengenal segala hal tentang Kudus, termasuk warisan bangunan bersejarah pendopo kabupaten ini.
Kunjungan siswa siswi ini merupakan wisata budaya, wisata edukasi serta wisata bermain yang mendidik dan menyenangkan. ”Selain itu, pendopo ini juga saya jadikan sebagai pusat edukasi yang mampu memberikan inspirasi bagi anak-anak,” tambah Bupati yang berhasil menancapkan tonggak sejarah wajib belajar 12 tahun di Kudus itu.
Kepala sekolah SD yang mendampingi para siswa sangat berterimakasih mendapat kesempatan berkunjung ke pendopo. “Maturnuwun Pak Bupati, kami tidak menyangka Bapak sendiri yang menerima kami. Bapak sangat ramah dan sabar melayani pertanyaan anak anak yang terkadang menggelikan dan harus telaten menjawabnya” ujar Senen Budiarto, M.Pd.
Bangunan Bersejarah
Pendopo kabupaten Kudus dan rumah dinas Bupati Kudus yang beralamat di Jalan Simpang Tujuh Nomor 1 Kudus ini, masuk wilayah Desa Demaan, Kota Kudus. Bangunannya terdiri dari bahan tembok kuno dan kayu jati ukir yang berdiri pada abad XV dan hingga kini masih terawat dengan baik.
Bangunan bersejarah ini milik pemerintah daerah. Pemerintah Kabupaten Kudus diawali pada abad XIX. Saat itu, kabupaten (Regentschap) Kudus dibentuk berdasarkan keputusan Gubernur Hindia belanda pada tahun 1819. Diangkat sebagai Bupati (Regent) pertama adalah Kyai Raden Adipati Tumenggung Pandji Padmonegoro tahun 1820.
Pengangkatan bupati (regent) tersebut berbarengan dengan pengangkatan Bupati Jepara Kyai Adipati Soero Adimenggolo, Bupati Demak KA Adinegoro, Bupati Pati RA Tjondronegoro, dan Bupati Rembang Raden Mas Tumenggung Mangkudipuro yang semuanya diangkat tahun 1820.
Bupati Kudus H Musthofa yang memimpin wilayah ini sekarang menjaga kelestarian bangunan dan menjadikan pendopo kabupaten sebagai rumah rakyat.
Artinya, Bupati selalu menerima kedatangan seluruh lapisan masyarat untuk menyampaikan aspirasinya. (Sup/Net)