Ini Janji 3 Paslon Majukan Kesenian dan Budaya Jakarta

Headline, Politik157 views

Jakarta – Pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta punya program untuk memajukan kesenian dan budaya di Jakarta. Tiap pasangan calon (paslon) berjanji tak hanya akan membangun wajah ibu kota tapi juga manusianya.

Program budaya yang ditawarkan mulai dari membangun kota festival, membangun pusat kesenian dan budaya di tiap RW hingga menyediakan hiburan syariah. Masing-masing paslon mengemas programnya untuk meraih hati pemilih. Berikut ini uraian tiga bakal kandidat cagub-cawagub DKI mengenai program budaya yang dikutip detikcom, Kamis (2/2/2017).

1. Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni

Pasangan Agus-Sylviana memiliki program membangun Jakarta dengan cita rasa seni, kreativitas, dan berbudaya. Mereka juga ingin membawa budaya serta kearifan lokal untuk go international.

“Kebudayaan harus diangkat dan dimajukan karena, kalau tidak, akan kehilangan jiwa. Kebudayaan Betawi akan dikembangkan dalam festival kelas internasional,” janji Agus di acara gala dinner ini digelar di Crowne Plaza Hotel, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (8/1/2017) malam.

Sementara itu, pasangan Agus di Pilgub DKI, Sylviana Murni, menyatakan mereka akan membuat pusat kesenian dan budaya di setiap RW yang ada di Jakarta. Juga di setiap kelurahan jika terpilih sebagai gubernur dan wagub.

Harapannya, kata dia, agar Jakarta menjadi titik poin budaya bagi daerah-daerah lain. Untuk itu, pelestarian budaya di DKI harus dikembangkan.

“Jakarta dibangun sebagai pusat budaya. Karena di sudut Jakarta terdapat budaya. Sehingga nantinya akan jadi kota festival, ” tutur Sylviana dalam kesempatan yang sama.
2. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat

Pasangan Ahok dan Djarot ingin melestarikan budaya Betawi melalui pengembangan sanggar dan komunitas lokal. Pasangan cagub-cawagub yang juga petahana ini ingin membangun Jakarta sebagai kota festival.

“Target kami dari Monas, Lapangan Banteng, Pasar Baru, Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) semua mau kita mengarah ke Kota Tua, termasuk TIM. Kita mendorong pekerja seni,” kata Ahok kepada pendukungnya di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2016).

“Saya juga sering mengajak nonton film nasional. Kita harapkan produk nasional maju. Jakarta juga bisa bikin pasar malam, cari jalan yang agak sepi lalu bikin pagelaran seni. Jakarta ini banyak, ada Reog, Bali, banyak semua,” sambungnya.

Dengan alasan itu Ahok memilih untuk tidak membangun GOR. Ahok berharap Ruang Terpadu Ramah Anak (RPTRA) bisa dimanfaatkan warga untuk berkesenian.

“Ada yang bilang, kenapa tidak seperti zaman Pak Ali Sadikin buat GOR? Saya katakan zaman sudah berubah. GOR jauh dan macet, kami memusatkan kesenian di rusun dan RPTRA, kita latih, jadi anak-anak di rusun ada orkestra juga, di taman juga ada bahkan diperlombakan. Kalau ada yang bilang kami tidak peduli, itu bagaimana ya? Namanya juga kampanye jadi semua jelek-jelekin,” papar Ahok.

3. Anies Baswedan dan Sandiaga Uno

Pasangan Anies dan Sandi mengaku kesenian menjadi prioritas mereka. Jika terpilih nanti pasangan nomor urut tiga itu menjanjikan akan menggelar festival kebudayaan setiap pekan.

“Kebudayaan dan kesenian menjadi prioritas kita. Kita ingin di Jakarta berbudaya ekspresinya, seni musik dan seni rupa. Kita akan bantu mereka dengan festival kebudayaan setiap minggu di berbagai tempat,” kata Anies di Jalan Perjuangan, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (2/2/2017).

Tak hanya itu, untuk fokus mengurusi festival tersebut Anies akan memisahkan departemen kebudayaan dengan pariwisata. Dia juga berjanji akan memperhatikan kesejahteraan para seniman. Sementara itu pasangan Anies dalam Pilgub DKI, Sandiaga Uno, mengatakan ingin mengadakan hiburan malam syariah untuk ajang silaturahmi warga DKI sambil menikmati kebudayaan Nusantara.

“Hiburan malam syariah itu sama seperti saat saya di Turki jam 10 malam gitu, yuk kita ada hiburan malam, ternyata diajak nonton tarian sufi,” ujar Sandiaga di Beranda Kitchen, Jalan KH Ahmad Dahlan No 21, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/1).

Hiburan malam syariah itu akan dia terapkan budaya lokal nusantara. Lokasi pertunjukan tersebut akan mengambil tempat-tempat hiburan malam tujuannya untuk menghilangkan elemen non-syariah, seperti minuman keras.
Sumber (detik)