Jakarta — Harga minyak dunia kembali meningkat pada perdagangan Kamis (9/2) setelah kenaikan harga-harga di AS menjadi bukti bahwa permintaan akan Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin menguat.
Dikutip dari Reuters, data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa persediaan bensin menurun 869 ribu barel ke angka 256,2 juta barel.
Menurunnya persediaan bensin menunjukkan bahwa konsumsi AS lebih kuat dibanding yang diperkirakan. Di samping itu, kondisi ini diperkirakan mampu menopang harga saat pasar bensin mengalami kelebihan suplai.
Hasilnya, harga minyak Brent meningkat US$0,51 ke angka US$55,63 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediates (WTI) meningkat US$0,66 ke angka US$53 per barel.
Meski permintaan meningkat, ada anggapan bahwa suplai minyak mentah akan masih berlebih. Analis memperkirakan, peningkatan produksi minyak AS bisa menghambat upaya peningkatan harga yang ditimbulkan dari pemangkasan produksi organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).
Pasalnya, data EIA menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah meningkat 13,8 juta barel ke angka 508,6 juta barel. Goldman Sachs mengatakan, tingginya persediaan minyak mentah menandakan bahwa pasar masih kelebihan suplai. Namun, angkanya diperkirakan akan menurun secara bertahap. (Ald/CNN)