BANJIR PANDEGLANG, RIBUAN HEKTAR SAWAH DAN RUMAH TERENDAM

Banten – Hujan yang terus mengguyur Kabupaten Pandeglang, sejak Rabu malam hingga Jumat siang (8-10/2) membuat sejumlah aliran sungai meluap dan merendam ribuan hektare areal persawahan serta pemukiman penduduk di sejumlah kecamatan.
Bahkan, ruas jalan betonisasi Saketi-Malingping amblas di empat titk, dari mulai Saketi hingga Malingping yang menyebabkan mobil ukuran besar dari Pandeglang ke Malingping tidak dapat melintas dan terpaksa dialihkan dari kecamatan Banjarsari-Gunung Kencana-Cijaku-Malingping.
Berdasarkan pemantaun INDOPOS, banjir di Pandeglang yang merendam ribuan rumah penduduk dan ratusan hektar areal persawahan terjadi di wilayah selatan Pandeglang, seperti Kecamatan Panimbang, Patia, Munjul, Sukaresmi, Sumur dan Picung.
Bahkan,akibat banjir di daerah tersebut membuat ruas jalan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, dari Labuan menuju Panimbang-Cibaliung maupun sebaliknya lumpuh total karena ketinggian air mencapai satu meter. ”Saya sudah sejak semalam disini menunggu air surut, namun sampai siang ini belum juga surut,” ujar Nandar, seorang warga Cibaliung kepada INDOPOS, Jumat (10/1).
Bedasarkan data yang dihimpun dari kantor Komunikasi, Informatika, Statistik, dan BPBD Pandeglang, banjir di Desa Perdana, Kecamatan Sukaresmi terjadi di 12 kampung yang dihuni ratusan KK dan merendam puluhan hektara areal persawahan.
Selain itu, banjir di Kampung Cimoyan, Desa Ciherang, Kecamatan Picung, banjir meredam pemukiman penduduk yang dihuni 707 jiwa dengan 174 KK. Ketinggan air di kampung tersebut mencapai satu hingga dua meter, sehingga BPBD terpaksa mengevakuasi warga menggunakan perahu karet ke lokasi yang aman.
Sementara di Kecamatan Cikeusik, selain merendam ribuan rumah penduduk, banjir juga merendam ratusan hektar areal persawahan yang baru saja ditanam padi, sehingga dipastikan petani mengalami puso pada musim tanam kali ini. ”Upaya yang kami lakukan adalah melakukan evakuasi dan penyelamatan korban terlebih dahulu dengan penyelamatan mereka ke lokasi yang aman,” kata Yahya Gunawan, Kadis Kominfo didampingi Kepala BPBD Pandeglang H Dadi.
Dikatakan, ?BPBD Pandeglang bersama TNI, Polri dan BPJJ (Balai Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (BPJJ) Dinas PUPR Banten, terus melakukan pemantauan dan membantu evakausi korban banjir dan menyingkirkan material longsor di sejumlah titik di wilayah selatan Pandeglang menggunakan alat berat. ”Untuk korban jiwa nihil, dan kerugian materiil masih dilakukan pendataan,” imbuhnya.
Bupati Pandegang Irna Narulita dan Wakil bupati Tanto W Arban berbagi tugas dalam penanganan banjir besar yang melanda Kota Badak tersebut. Wakil Bupati Pandeglang langsung blusukan ke lokasi banjir, sementara Irna berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC3) untuk mencari solusi penanganan banjir.
Iwan Fauzi, Kepala Satuan Kerja (Satker) Pengelolaan Jaringan Sumber Air (Satker PJSA) pada BBWSC3 menyampaikan, bahwa terkait daerah irigasi yang disampaikan oleh Bupati Pandeglang, bukan kewenangan pihak BBWSC3. Kendati demikian, BBWSC3 akan mengakomodir apabila ada pengajuan dari pemerintah daerah terkait penanganan sungai. ”Silahkan diajukan kepada Kementerian PUPR. Nanti, itu akan masuk dipembangunan partisifasi sesuai kebutuhan yang dibutuhkan oleh kabupaten,” katanya
Ditempat terpisah, Kepala UPT BPJJ wilayah Pandeglang, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, H Memed yang dikonfirmasi mengatakan, saat ini pihaknya sudah mengerahkan seluruh alat berat yang dimiliki oleh BPJJ untuk membantu penanganan banjir dan longsor.
Tidak itu saja, seluruh staf BPJJ Pandeglang juga dkerahkan ikut membantu para korban banjir dan evakuasi korban ke lokasi aman, dan mendirikan tenda tenda darurat di dekat lokasi banjir.” Selain membantu menyingkirkan material longsor, kami juga ikut mengevakasi warga yang terjebak banjir dan medirikan tenda tenda darurat,” terang Memed. (Jun/indopos)