Jakarta – Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perihal ujian nasional (UN) berbasis komputer disambut baik oleh pemerintah daerah. Respon positif ini tampak dari meningkatnya sekolah yang bersedia menggelar ujian sekolah berbasis komputer (UNBK).
Begitu dikatakan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud Totok Supriyanto dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Selasa malam (31/1).
Menurut dia, hingga Januari 2017 sudah 3.110.227 peserta mengikuti UNBK. “ini meningkat dari periode yang sama pada bulan 2016 baru terdaftar 921.862 peseta,” sambungnya.
Totok menjelaskan, sekitar 90 persen SMK merupakan pelaksana UNBK. Sementara itu SMA baru 61 persen. “Peningkatan ini dikarenakan banyaknya sekolah yang memutuskan untuk mengikuti UNBK di sekolah yang sudah memiliki fasilitas komputer,” jelasnya.
Totok menambahkan, pelaksanaan UNBK terbukti dapat menekan tingkat kecurangan dan kebocoran soal. Selain itu, penghematan anggaran juga berhasil dilakukan dengan metode ini.
“Karena tidak mencetak soal tentu dari sisi anggaran sangat menghemat. Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pencil kalau dihitung anggaranya besar sekali mencakup distribusi dan logistik soal ujian,” tandasnya. (die/rmol)